Abstrak
Kajian Keragaman Kultivar Salak Jawa Berdasarkan Penanda Morfologi dan Rapd
Oleh :
Nandariyah - - Fak. Pertanian
Pulau Jawa adalah salah satu pusat keragaman genetik tanaman salak (Salacca zalacca (gaertner (voss) yang mempunyai potensi cukup besar dan belum digali untuk menghasilkan varietas unggul. Informasi genetik yang lengkap diperlukan pemulia untuk memudahkan perakitan keragaman genetik tanaman salak menjadi varietas baru. Penelitian ini mengkaji keragaman genetik kultivar salak yang terdapat di sentra-sentra produksi di pulau Jawa berdasarkan penanda morfologi dan RAPD. Penelitian bertujuan untuk 1) Mengetahui perbedaan hasil klasifikasi tanaman salak berdasarkan penanda morfologi dan RAPD, 2) Mengetahui keragaman di dalam dan antar populasi salak berdasarkan penanda RAPD, 3) Mendapatkan penanda morfologi dan molekuler penentu sifat unggul salak, 4) Menentukan kultivar unggul yang dapat digunakan sebagai tetua dalam persilangan antar kultivar salak. Bahan penelitian adalah populasi tanaman salak kultivar Manonjaya (Jawa Barat), Banjarnegara, Bejalen, Saratan dan Lawu (Jawa Tengah), Gading, Kembangarum. Pondoh Hitam, Pondoh Super, Manggala dan Madu (Sleman D.I. Yogyakarta) dan Suwaru (Malang-Jawa Timur). Setiap kultivar diamati 10 contoh tanaman dan juga 10 contoh daun untuk analisis RAPD. Keragaman karakter morfologi yang dipelajari adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah duri, panjang duri, lebar pucuk daun, warna daun, warna duri, warna kulit buah, warna daging buah, tebal buah, berat buah, berat biji, kadar gula, kadar tanin buah, kadar tanin daun, sifat duri di bagian punggung daun, sifat ujung daun nglinting, pola kulit buah lurik dan cairan buah seperti madu. Analisis keragaman dan klasifikasi kultivar secara molekuler menggunakan teknik RAPD dengan enam jenis primer acak: OPA-11, OPA-17, OPA-18, OPX-15, dan OPX-17 yang diseleksi dari 27 jenis primer acak 10-mer. Hasil klasifikasi menunjukkan perbedaan pengelompokan pada klasifikasi tanaman salak berdasarkan penanda morfologi dan RAPD. Pengelompokan kultivar salak berdasarkan penanda morfologi membagi 12 kultivar salak kedalam 4 kelompok: 1) Mononjaya, Manggala, Suwaru dan Kembangarum 2), Pondoh Super, Pondoh Hitam 3) Banjarnegara, Saratan dan Bejalen, 4) Gading, Madu dan Lawu. Pengelompokan kultivar salak berdasarkan RAPD juga membagi 12 kultivar ke dalam 4 kelompok: 1) Pondoh Super, Banjarnegara, Pondoh Hitam, Gading, Kembangarum dan Suwaru; 2) Bejalen, Saratan dan Lawu, 3) Madu dan Manggala 4) Manonjaya. Pengelompokan menunjukkan pemisahan antara kelompok tanaman Salak Pondoh. Hasil pengelompokan kultivar berdasarkan penanda morfologi dan molekuler menunjukkan kekerabatan sangat dekat pada beberapa kultivar yaitu: Bejalen, dan Saratan asal Jawa Tengah serta Salak Pondoh Hitam dan Pondoh Super asal Sleman Yogyakarta. Hasil analisis keragaman berdasarkan penanda RAPD menggunakan Software pop.Gen 1.32 menunjukkan adanya keragaman genetik dalam dan antar populasi salak. Penanda RAPD OPA-111100, OPA-173000, OPA-11750, OPX-17750 dan OPA-18350 adalah penanda molekuler yang banyak berkorelasi dengan penanda morfologi tanaman salak. Terdapat penanda morfologi penentu keunggulan tanaman yang dinyatakan dalam daya hasil (berat buah) dan berkorelasi dengan penanda RAPD yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun per pelepah dan lebar daun pucuk (“totok”). Kultivar salak yang memiliki keunggulan spesifik dan dapat digunakan dalam persilangan antar kultivar adalah : Madu, Pondoh Super dan Gading.