Abstrak


Pengendalian Nitrifikasi Melalui Pengaturan Kualitas Seresah Pohon Penaung pada lahan Agroforestri Berbasis Kopi


Oleh :
Purwanto - - Fak. Pertanian

Penelitian ini dirancang sebagai bagian dari program penelitian tentang pengelolaan kesuburan tanah secara hayati untuk menguji dan mengembangkan strategi penghambatan nitrifikasi secara biologi khususnya pada sistem agroforestri berbasis kopi pada tanah-tanah masam di tropika basah. Penelitian telah dilaksanakan secara bertahap untuk menjawab pertanyaan:a) apakah perbedaan jumlah dan kualitas masukan seresah dan tingkat intensifikasi lahan pada berbagai sistem penggunaan lahan (SPL) dapat mempengaruhi nitrifikasi?, b). apakah pemilihan spesies pohon penaung pada sistem agroforestri berbasis tanaman kopi dapat mempengaruhi nitrifikasi?, c). faktor kualitas seresah mana yang paling menghambat nitrifikasi?, kandungan lignin, polifenol atau nisbah konsentrasi C/N?, d). bagaimanakah cara pengelolaan masukan bahan organik yang dapat mengendalikan nitrifikasi dan kehilangan N. Studi nitrifikasi didekati dengan mengukur beberapa indikator yang meliputi: dinamika aktual konsentrasi NH4+ dan NO3- dalam tanah, nitrifikasi potensial dengan inkubasi di laboratorium, dan dengan menghitung populasi bakteri nitrifikasi dalam tanah. Penelitian lapangan dilaksanakan di Sumberjaya, Lampung Barat mulai Februari 2004 sampai September 2005. Studi awal (inventori) dilaksanakan pada 7 sistem penggunaan lahan (SPL) yaitu: (1) hutan terganggu, (2) sistem kopi campuran (multistrata) dengan pohon penaung leguminoceae penambat N2 (Erythrina subunbrams dan Gliricidia sepium ) dan pohon buah-buahan (alpukat, durian, rambutan dll.) dan kayu-kayuan, (3) sistem agroforestri kopi sederhana dengan penaung tunggal Glirisidia sepium, (4) sistem agroforestri kopi sederhana dengan penaung tunggal Paraserianthes falcataria, (5) sistem agroforestri kopi sederhana dengan penaung Gliricidia dan tanaman penutup tanah Arachis pintoi, (6) sistem kopi monokultur, serta (7) kebun hortikultura intensif. Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Safods, Bungamayang, Lampung Utara, Lab. Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (Malang), dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (Surakarta). Hasil percobaan 1 membuktikan bahwa alih guna lahan hutan menurunkan secara nyata produksi seresah, total-N tanah, meningkatkan nitrifikasi potensial tanah dan sangat nyata meningkatkan konsentrasi NO3- dalam larutan tanah. Tanah hutan mempunyai nisbah konsentrasi N-mineral/N-total terendah (0.5%) dan NH4+/N-mineral tertinggi (12.3%), sebaliknya SPL hortikultura mempunyai potensial nitrifikasi (7.1 mg NO2- kg-1 jam-1) dan N-mineral/N-total tertinggi (8.1%) serta NH4+/N-mineral terendah (1.0%). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin intensif pengelolaan lahan akan semakin tinggi laju proses nitrifikasi, semakin rendah efisiensi penggunaan N, dan semakin tinggi resiko kehilangan N melalui pelindian NO3-. Namun demikian, perbedaan penutupan lahan tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah perkiraan terdekat (MPN) bakteri nitrifikasi dan populasi mikroba heterotrop dalam tanah. Perbedaan spesies pohon penaung pada agroforestri (AF) kopi terbukti menghasilkan perbedaan sangat nyata terhadap potensial nitrifikasi, konsentrasi NH4+ dan NO3- tanah. Sistem AF campuran mempunyai rerata potensial nitrifikasi tanah terendah (0.13 mg NO2- kg-1 jam-1) dibanding kopi penaung Gliricidia sepium + Arachis pintoi (0.27 mg NO2- kg-1 jam-1) dan kopi penaung sengon (Paraserianthes falcataria) (0.29 mg NO2- kg-1 tanah jam-1). Sistem kopi dengan penaung Gliricidia mempunyai rerata konsentrasi NH4+ (1.99 mg kg-1) dan potensial nitrifikasi tanah tertinggi (0.62 mg NO2- kg-1 jam-1) dibanding sistem AF kopi yang lain. Penanaman tanaman penutup tanah A.pintoi pada AF kopi dengan penaung Gliricidia menghasilkan konsentrasi NH4+ tanah terendah (1.43 mg NH4+ kg-1) dan menurunkan potensial nitrifikasi sebesar 70%. Penaung sengon terbukti menghasilkan nisbah NH4+/N-mineral (5.2%) tanah lebih tinggi dan potensial nitrifikasi tanah yang lebih rendah (0.29 daripada penanung Gliricidia). Rendahnya potensial nitrifikasi tanah berhubungan erat dengan tingginya kandungan bahan organik tanah, sehingga laju mineralisasi dan pasokan substrat membatasi nitrifikasi potensial. Pemberian seresah tunggal berkualitas rendah (mempunyai nisbah C/N > 25, kandungan lignin >15% dan polifenol >3%) secara nyata menghambat pelepasan NH4+, pembentukan NO3- dan nitrifikasi potensial. Nisbah (lignin+polifenol)N seresah terbukti mempunyai pengaruh yang lebih kuat sebagai regulator mineralisasi NH4+ dan potensial nitrifikasi tanah daripada kandungan lignin, polifenol atau nisbah C/N seresah secara terpisah. Pemberian seresah tunggal cenderung menyebabkan imobilisasi pada awal inkubasi, sedang pencampuran kedua jenis kualitas seresah akan menyeimbangkan antara proses mineralisasi dan imobilisasi. Terdapat perbedaan sangat nyata (p<0.001) antar kombinasi jenis/kualitas seresah terhadap konsentrasi NH4+ dan NO3- tanah, dan korelasi nyata (p<0.05) antara konsentrasi NH4+dengan potensial nitrifikasi, populasi bakteri pengoksidasi NH4+ dan populasi bakteri pengoksidasi NO2-. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengaturan kualitas masukan bahan organik dapat menghambat laju proses nitrifikasi, pelindian N dalam tanah, pencemaran NO3-, emisi gas rumah kaca serta meningkatkan efisiensi pemanfaatan nitrogen. Pengendalian nitrifikasi pada AF berbasis kopi oleh karena itu dapat dilakukan dengan pemilihan pohon penaung yang bervariasi kualitas masukan seresahnya. Campuran seresah tersebut diharapkan untuk mempertahankan kandungan bahan organik tanah dan memberikan N-mineral dengan laju pelepasan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, untuk menghindari peningkatan konsentrasi NH4+ yang mendorong nitrifikasi dan kehilangan N. Agroforestri dengan komposisi pohon yang lebih beragam akan lebih mendekati hutan daripada kebun kopi dengan pohon penaung spesies tunggal