Abstrak


Perbanditan di wilayah Surakarta tahun 1870-1920


Oleh :
Persada Ilmu Raharjo - - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK “Perbanditan di Wilayah Surakarta Tahun 1870-1920”. Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini membahas tentang kemunculan perbanditan di wilayah Surakarta pada tahun 1870-1920 yang dilatarbelakangi oleh protes petani terhadap pihak eksternal asing yang melakukan eksploitasi terhadap petani dan penduduk pribumi. Tujuan Penelitian ini antara lain untuk mengetahui latarbelakang munculnya perbanditan di Surakarta, untuk mengetahui perbedaan perbanditan dengan jenis kejahatan lainnya, untuk memberikan informasi mengenai golongan sosial mana yang menjadi sasaran perbanditan dan untuk mengetahui respons Pemerintah Kolonial terhadap maraknya perbanditan di Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi empat tahap yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu heuristik atau pengumpulan data, yaitu pengumpulkan sumber-sumber sejarah melalui penelusuran dokumen tentang perbanditan di Surakarta serta studi pustaka. Tahap kedua adalah kritik sumber, yaitu memeriksa keotentikan dan validitas sumber yang didapat. Tahap ketiga adalah interpretasi berupa penafsiran terhadap data sehingga diperoleh fakta-fakta sejarah. Tahap keempat historiografi, yaitu menyajikan fakta-fakta yang telah diperoleh dalam bentuk tulisan sejarah. Untuk menganalisis data digunakan pendekatan ilmu sosial yang lain sebagai ilmu bantu ilmu sejarah. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan politik, sosial dan ekonomi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa banyak faktor yang mendukung terjadinya perbanditan yaitu keadaan ekonomi masyarakat yang lemah, ketimpangan sosial ekonomi dan eksploitasi dari penguasa asing. Perbanditan ini berbeda dengan kejahatan lain dikarenakan adanya pengorganisasian dalam suatu kelompok bandit, masing-masing anggota memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda sehingga aksi yang mereka lakukan dapat berjalan sesuai rencana. Bandit tidak memilih sasarannya secara acak melainkan sasaran mereka adalah orang atau pihak-pihak yang dinilai sebagai penyebab terpuruknya kehidupan petani. Merebaknya perbanditan membuat Pemerintah Kolonial dan Pemerintah Kerajaan melakukan respons dengan membuat peraturan-peraturan yang bertujuan untuk menekan jumlah perbanditan di Surakarta.