Abstrak
Dinamika Media Lokal Dalam Mengkonstruksi Realitas Budaya Lokal Sebagai Sebuah Komoditas
Oleh :
Widodo Muktiyo - 196402271988031002 - Fak. ISIP
Disertasi ini berjudul: “Dinamika Media Lokal Dalam Mengkonstruksi Realitas Budaya Lokal Sebagai Sebuah Komoditas” . Penelitian ini dilakukan kepada media lokal yang secara intent melakukan kepedulian terhadap nilai-nilai budaya lokal yang dijadikan sebagai sebuah komoditas dalam realitas medianya. Dua media lokal tersebut adalah Harian Solopos dan Harian Kedaulatan Rakyat yang dijadikan sebagai pusat kajian dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan melakukan pelacakan data secara induktif. Perspektif kritis yang dicoba untuk mengamati pergelutan dalam media koran lokal yang berbeda dalam arus kapitalisme dan globalisme yang masuk ke Indonesia di era reformasi. Permasalahan penelitian adalah bagaimana kondisi struktur, organisasi dan agency dalam media lokal bergerak dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi di tengah arus kapitalisme global ; dan bagaimana exposure nilai-nilai lokal (Budaya Jawa) berada dalam proses komodifikasi dalam kebijakan manajerial dan redaksional yang membawa efek positif pada industri medianya. Dari permasalahan tersebut akan dapat diketahui gambaran dinamika media lokal dalam memproduksi dan pemberitaan yang dikonstruksi media koran lokal yang pada akhirnya dapat dijadikan komoditas yang menguntungkan. Dasar teoritis yang diambil adalah keberadaan media massa sebagai disseminator dan toko informasi yang berada dalam naungan pertarungan idiologis ( Antoni Gremci, 1981); pandangan tentang media economic (Abu B. Albaran, 1996); political economy media theory (Littlejohn, 1999); tiga aplikasi ekonomi politik media yaitu proses komodifikasi, spasialisasi dan strukturisasi. Disamping itu berbagai realitas media lokal dan keragaman nilai-nilai Budaya Jawa yang kaya akan makna. Globalisasi yang membawa implikasi pada universalitas dan homogenitas pesan senantiasa dihadapkan pada keragaman pada masing-masing jenis media. Dalam dunia penyiaran globalisasi berjalan secara cepat dan merambah dalam media-media lokal seperti radio lokal maupun TV lokal. Namun demikian hal tersebut tidak dengan mudahnya terjadi dalam dunia media cetak khususnya koran lokal. Koran Solopos di Solo dan Koran Kedaulatan Rakyat di Jogya ternyata memanfaatkan betul realitas nilai lokal (Budaya Jawa) sebagai sebuah bahan dalam pembentukan wacana media yang berorientasi pada pasar. Kedua koran punya kepedulian yang sama meskipun dalam praktek redaksional keduanya punya format yang tidak sama, dimana KR lebih memberikan keleluasaan terhadap kiprah agency dalam proses pencarian fakta dan pengolahannya sedangkan Solopos lebih punya struktur yang baku sehingga wujud dalam exposure media punya corak yang beragam. Bahkan dibandingkan dengan harian Nasional Kompas maka kedua Koran lokal tersebut punya kekuatan dan fokus yang lebih mendalam dan mampu menangkan realitas nilai-nilai lokal yang multi perspektif. Dinamika Koran lokal dalam era neoliberalisme ternyata menguatkan posisi nilai-nilai lokal dalam media dan menjadi benteng atau counter culture terhadap hegemony budaya global. Kuatnya daya tarik nilai-nilai lokal terhadap pasar tersebut sangat ditentukan oleh adanya faktor kedekatan peristiwa dan emosi. Koran lokal justru dijadikan sebagai sarana peneguh identitas lokalnya dan digunakan untuk mengurangi rasa keterasingan diri (alienasi). Proses komodifikasi yang dapat merugikan kepentingan publik tidak dapat dicegah oleh khalayaknya sehingga proses selektifitas realitas nilai-nilai Budaya Jawa perlu dikritisi agar media lokal tetap mengedepankan nilai-nilai yang positif dan edukatif serta tidak terjebak pada eksploitas yang merugikan publik dan budayanya itu sendiri.