;

Abstrak


Analisis produksi dan kelayakan usahatani jahe di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Purwono - S421308014 - Sekolah Pascasarjana

Usahatani jahe merupakan komoditas tanaman obat (biofarma) yang lebih
produktif dibandingkan dengan tanaman obat lain (seperti kencur dan kunir).
Usahatani jahe pada umumnya belum dilakukan secara efektif dan efisien, yang
berarti pengalokasian sumber daya/input belum baik dan belum menghasilkan
output yang maksimal. Sebagian besar usahatani jahe merupakan usaha sampingan
dan tidak sebagai usaha pokok rumah tangga. Tanaman jahe lebih banyak ditanam
di lahan tegalan dan pekarangan samping rumah dari pada di lahan sawah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang
berpengaruh terhadap produksi usahatani jahe, tingkat skala usaha, alokasi
penggunaan faktor-faktor produksi dalam memenuhi syarat efisiensi teknis dan
ekonomis dan kelayakan usahatani jahe di Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu suatu penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan metode two stage stratified
sampling design. Sampel yang tersedia ada di 5 (lima) kecamatan, yaitu
Kecamatan Jumapolo, Ngargoyoso, Karangpandan, Kerjo dan Jenawi.
Hubungan antara faktor-faktor produksi jahe dan jumlah produksi jahe
dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis diperoleh nilai
Adjusted R Square sebesar 0,959. Hal ini berarti bahwa 95,9 % variasi hasil
produksi jahe dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang terdiri dari jumlah
bibit, pupuk anorganik, pupuk organik dan tenaga kerja, sedangkan sisanya sebesar
4,1 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil uji F menunjukkan bahwa bahwa
faktor-faktor produksi (benih, pupuk anorganik, pupuk organik dan tenaga kerja)
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi
jahe. Hasil uji t menunjukkan bahwa faktor produksi banyaknya benih, banyaknya
pupuk anorganik (kimia), pupuk organik (kompos/kandang) dan banyaknya tenaga
kerja secara secara individual adalah signifikan yang berarti berpengaruh positif
terhadap hasil produksi jahe.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa skala usaha pada usahatani jahe
sebesar 0,994 (lebih kecil dari satu), yang berarti berada pada kondisi “Decreasing
return to scale (DRTS)” yang mengindikasikan bahwa proporsi penambahan faktor
produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya sedikit lebih
kecil. Pengalokasian penggunaan faktor produksi untuk usahatani jahe di
Kabupaten Karanganyar tidak mencapai efisiensi teknis maupun efisiensi
ekonomis, sehingga produksi jahe yang dihasilkan tidak optimum. Usahatani jahe
di Kabupaten Karanganyar dalam kondisi layak, karena menguntungkan dengan
nilai rasio R/C lebih dari satu.
Kata Kunci : jahe, produksi, benih, pupuk, tenaga kerja, skala usaha, efisiensi,
layak.