Abstrak


Penerapan metode demonstrasi pada standar kompetensi memperbaiki sistem pengapian konvensional dalam rangka peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas xi di smk pgri 1 surakarta tahun pelajaran 2014/2015


Oleh :
Septian Ferrix Hanggara Ardyan Putra - K2511045 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk : meningkatkan ketuntasan belajar siswa
kelas XI O1 SMK PGRI 1 Surakarata melalui metode demonstrasi pada standar
kompetensi memperbaiki sistem pengapian konvensional.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus diawali tahap perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, serta refleksi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas XI O1 SMK PGRI 1 Surakarta tahun pelajaran
2014/2015 yang dikhususkan pada standar kompetensi memperbaiki sistem
pengapian konvensional sebanyak 24 siswa. Data diperoleh melalui lembar
observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif komparatif.
Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
demonstrasi dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada standar
kompetensi memperbaiki sistem pengapian konvensional siswa kelas XI O1 SMK
PGRI 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pengamatan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Uji
variabel hasil belajar, peneliti menggunakan teknik validitas isi (Content Validity).
Pembuatan tes ini dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan
materi pelajaran yang telah diajarkan, kemudian untuk pengujian validitas isi dari
tes tersebut peneliti menggunakan teknik Expert Judgement dan aplikasi test item
butir soal dengan aplikasi Iteman 3.0 yang terdapat 20 butir soal valid beserta 5
buah soal uraian. Dari hasil tes pra siklus diperoleh persentase kelulusan 62,5%
hal itu jauh sekali dari indikator keberhasilan yang mencapai 80%. Ketuntasan
belajar aspek kognitif diperoleh hasil 75% pada siklus I dan 87,5% pada siklus II
dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 75 dan indikator keberhasilan
ketuntasan kelas 80%. Pada ketuntasan belajar aspek afektif terdapat beberapa
indikator antara lain: (1) minat, (2) sikap dan (3) menilai/menghargai. pada siklus
I diperoleh hasil 76,03% dan siklus II terjadi peningkatan 88,87%. Ketuntasan
belajar psikomotorik siswa diukur dengan kegiatan praktikum siswa melalui
mengerjakan jobsheet berbantuan media engine stand sistem pengapian
konvensional. Hasil dari penilaian praktik siswa pada siklus I memperoleh
persentase 79,16% dan 91,6% pada siklus II. Hal ini sudah memenuhi tolok ukur
ketuntasan belajar siswa sesuai indikator ketercapaian sebesar 80%.
Kata kunci: metode demonstrasi, sistem pengapian, hasil belajar, ketuntasan
belajar