Abstrak


Pengaruh pemberian ekstrak buah sawo (manilkara zapota) secara topikal terhadap fase proliferasi dalam proses penyembuhan luka sayat pada tikus putih (rattus novergicus) strain wistar


Oleh :
Dasitya Kurnia Rachman - G0010049 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Luka insisi atau luka sayat merupakan jenis luka yang paling sering terjadi pada kulit yang terjadi dengan cukup cepat. Luka insisi dapat sengaja dilakukan pada operasi medis maupun pada aktifitas sehari-hari. Dengan kemungkinan sering terjadinya luka sayat pada kulit, penggunaan obat-obatan penyembuhan kulit berbahan kimia juga semakin luas. Dengan kekayaan alam yang dimilki Indonesia, terdapat peluang pengembangan obat luka dari buah sawo (Manilkara zapota) sebagai buah tropis yang telah dikenal luas oleh masyarakat dan terbukti secara ilmiah mengandung metabolit sekunder seperti tanin, saponin, dan flavonoid yang memiliki efek terhadap proses penyembuhan luka.
Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan randomize post test only control group design. Sampel yang digunakan merupakan 25 ekor tikus putih strain Wistar (Rattus novergicus) jantan yang berusia 2 bulan dengan pemberian luka insisi pada punggung sepanjang 2 cm dan sedalam 0,5 cm. yang dibagi ke dalam 5 kelompok (2 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan) dengan anggota masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor. Kelompok kontrol positif dengan pemberian obat paten Bioplacenton® dan kelompok kontrol negatif tanpa pemberian perlakuan apapun. Kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 sebagai kelompok perlakuan berturut-turut diberikan gel ekstrak buah sawo 2,5%; 5%; dan 10%. Pemberian ekstrak buah sawo dilakukan satu hari sekali selama 5 hari. Pada hari terakhir perlakuan, tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histopatologi pada daerah luka. Preparat diberi pewarna Van Giesson dan diamati secara mikroskopis untuk menghitung jumlah sel fibroblas yang terbentuk. Analisis data menggunakan program SPSS 20.0 for Windows dengan uji Oneway ANOVA (a < 0,05).
Hasil Penelitian: Penilaian secara mikroskopis terhadap rata-rata jumlah sel fibroblas setiap kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai korelasi 0,012 (p<0,05). Jumlah sel fibroblas tertinggi terdapat pada kelompok perlakuan pemberian gel ekstrak buah sawo 2,5% yaitu 178,2 (+SD 72,3) dibandingkan dengan kelompok lain.
Simpulan: Pemberian ekstrak buah sawo (Manilkara zapota) secara topikal berpengaruh dalam peningkatan proliferasi dan jumlah sel fibroblas pada proses penyembuhan luka sayat tikus putih (Rattus novergicus) strain Wistar
Kata Kunci: Sawo (Manilkara zapota L.), penyembuhan luka, proliferasi, fibroblas