Abstrak


Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)


Oleh :
Titik Chomariyati - - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Pemahaman terhadap konsep PABU dan SAK sangat penting bagi profesi akuntan, karena PABU merupakan dasar operasional praktik-praktik akuntansi dan juga pedoman bagi akuntan publik dalam menilai kewajaran penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Pemahaman terhadap konsep PABU dan SAK bisa diukur dari pemahaman terhadap pengertian PABU dan SAK, sumber-sumber acuan PABU, perbedaan antara PABU dan SAK, serta kedudukan PABU dan SAK. Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis jajak pendapat responden untuk mengetahui bagaimana pendapat responden tentang sistem pendidikan akuntansi yang ada sekarang. Perbandingan persepsi dalam penelitian ini dilakukan terhadap akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi, kemudian diantara masing-masing kelompok tersebut juga dilakukan perbandingan persepsi berdasarkan status institusinya dan jenis kelaminnya. Sehingga ada lima hipotesis alternatif yang diuji dalam penelitian ini. Hipotesis alternatif pertama yaitu apakah ada perbedaan persepsi terhadap PABU dan SAK antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi, hipotesis alternatif kedua adalah apakah ada perbedaan persepsi terhadap PABU dan SAK antara akuntan pendidik dari PTN dan PTS, hipotesis alternatif ketiga yaitu apakah ada perbedaan persepsi terhadap PABU dan SAK antara mahasiswa akuntansi dari PTN dan PTS, hipotesis alternatif keempat yaitu apakah ada perbedaan persepsi terhadap PABU dan SAK antara akuntan pendidik pria dan wanita, dan hipotesis alternatif yang terakhir yaitu apakah ada perbedaan persepsi terhadap PABU dan SAK antara mahasiswa akuntansi pria dan wanita. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi pada perguruan tinggi-perguruan tinggi di Surakarta. Jumlah keseluruhan kuesioner yang disebar adalah sebanyak 285 buah. Tingkat pengembalian kuesioner adalah sebesar 80,35% atau sebanyak 229 buah. Dari jumlah keseluruhan kuesioner yang kembali, ada sebanyak 31 buah kuesioner yang gugur sehingga jumlah kuesioner yang bisa diolah adalah sebanyak 198 buah. Kelima hipotesis yang diajukan diuji dengan menggunakan alat uji statistik parametrik, yaitu Independent Sample T-Test. Alat uji ini dipilih setelah hasil pengujian normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa distribusi data pada tiap kelompok adalah normal. Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan dalam kuesioner adalah valid. Demikian juga untuk uji reliabilitas, hasilnya menunjukkan bahwa instrumen pengumpulan data reliabel. Hasil pengujian terhadap hipotesis alternatif pertama menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000. Sehingga karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif pertama bisa diterima. Kemudian dari hasil pengujian terhadap hipotesis alternatif kedua, ketiga, keempat dan kelima seluruhnya menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Hal ini menyebabkan hipotesis alternatif kedua, ketiga, keempat dan kelima tidak bisa diterima. Kesimpulannya adalah ada perbedaan persepsi terhadap PABU dan SAK antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi dan tidak ada perbedaan persepsi terhadap PABU dan SAK diantara akuntan pendidik PTN dan PTS, mahasiswa akuntansi PTN dan PTS, akuntan pendidik pria dan wanita serta mahasiswa akuntansi pria dan wanita. Dari hasil perbandingan nilai mean persepsi terhadap PABU dan SAK antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi diketahui bahwa tingkat pemahaman akuntan pendidik terhadap PABU dan SAK lebih tinggi daripada mahasiswa akuntansi. Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap pertanyaan terbuka pada kuesioner diketahui bahwa sebagian besar responden (82,76%) menyatakan bahwa sistem pendidikan akuntansi belum mampu memberikan bekal pengetahuan untuk terjun ke dunia kerja. Hal ini disebabkan karena kurangnya praktik yang diajarkan dan kurikulum pendidikan akuntansi yang ada belum memenuhi kebutuhan dunia bisnis. Sebagian besar responden (94,44%) juga menyatakan bahwa pengetahuan tentang PABU dan SAK sangat penting bagi akuntan karena menjadi dasar atau pedoman praktik dalam akuntansi yang utama serta acuan dalam penilaian kewajaran penyajian laporan keuangan. Kata kunci: persepsi, Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU), Standar Akuntansi Keuangan (SAK), status institusi, jenis kelamin.