Abstrak


Hubungan Antara Stres dengan Kejadian Serumen Obturans pada Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta


Oleh :
Asticha Erlianing Sari - G0012032 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK
 
Asticha Erlianing Sari, G0012032, 2015. Hubungan antara Stres dengan
Kejadian Serumen Obturans pada Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta. 
Latar Belakang: Serumen obturans merupakan salah satu masalah kesehatan
telinga yang dapat mengganggu fungsi pendengaran. Salah satu faktor yang dapat
memengaruhi terjadinya serumen obturans adalah produksi serumen yang
berlebihan akibat stres. Stres banyak terjadi pada mahasiswa kedokteran tingkat
satu karena adaptasi proses belajar di lingkungan kedokteran yang rentan
menimbulkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan
antara stres dengan kejadian serumen obturans pada mahasiswa tingkat satu
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel adalah 106  mahasiswa tingkat
satu yang diambil secara simple random sampling. Data diperoleh dari
pemeriksaan otoskopi dan penilaian stres dilakukan dengan menggunakan
kuesioner Depression Anxiety Stress Scale-21. Data dianalisis menggunakan Chi
Square. 
Hasil: Dari total sampel yang berjumlah 106 mahasiswa, didapatkan 15
mahasiswa (14,2%) mengalami serumen obturans dan 50 mahasiswa (47,17%)
mengalami stres. Hasil analisis Chi Square memperlihatkan probabilitas sebesar
0,028. Hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna signifikan secara statistik
antara stres dengan kejadian serumen obturans pada mahasiswa tingkat satu
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 
Simpulan: Ada hubungan antara stres dengan kejadian serumen obturans pada
mahasiswa tingkat satu Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.