Abstrak


Usia Menarkhe Sebagai Faktor Risiko Reseptor Hormon Positif pada Penderita Kanker Payudara di Surakarta


Oleh :
Raden Roro Anindya Prabasary - G0012170 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK


Raden Roro Anindya Prabasary, G0012170, 2015. Usia Menarkhe Sebagai Faktor Risiko Reseptor Hormon Positif pada Penderita Kanker Payudara di Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang: Angka kejadian kanker payudara terus meningkat tiap tahunnya di seluruh dunia. Studi epidemiologi terkini menunjukkan bahwa perbedaan status reseptor hormon memberikan gambaran klinis dan etiologi yang berbeda. Usia menarkhe, Body Mass Index (BMI), paritas, usia melahirkn anak pertama dan riwayat penggunaan kontrasepsi oral dinilai berperan dalam menentukan status reseptor hormon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah usia menarkhe merupakan faktor risiko reseptor hormon positif pada penderita kanker payudara di Surakarta.

Metode: Studi kasus-kontrol dilakukan pada penderita kanker payudara tahun 2014 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Melalui fixed desease sampling, diperoleh 114 dari 206 penderita, terdiri atas 54 penderita kanker payudara dengan reseptor hormon positif (HR+) sebagai kelompok kasus dan 60 penderita kanker payudara dengan reseptor hormon negatif (HR-) sebagai kelompok kontrol. Data diperoleh dari rekam medik, hasil pemeriksaan imunohistokimia (IHC), dan wawancara pasien. Analisis dilakukan secara bivariat dengan uji chi square dan secara multivariat dengan regresi logistik.

Hasil: Dalam model regresi logistik, usia menarkhe dini (? 12 tahun) (OR = 4,115; 95% CI = 1,687 – 10,041; p = 0,002) dan nuli/primipara (OR = 4,861; 95% CI = 1,276 – 18,521; p = 0,021) merupakan faktor risiko yang signifikan untuk reseptor hormon positif (HR+) pada kanker payudara. Hasil analisis ini telah mengontrol pengaruh dari confounding factor yakni Body Mass Index (BMI), usia melahirkan anak pertama, dan riwayat penggunaan kontrasepsi oral.

Simpulan: Usia menarkhe dini (?12 tahun) terbukti merupakan faktor risiko reseptor hormon positif (HR+) pada penderita kanker payudara di Surakarta.