ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dari keberlangsungan Umbul Senjaya di mana masih dapat bertahan walaupun hanya ditopang oleh masyarakat dengan semampunya. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana pola mitos mempengaruhi keberlangsungan Umbul Senjaya sampai saat ini. (2) Mengetahui apa saja motif dan motivasi yang melatarbelakangi individu untuk melakukan ritual. (3) Berdasar motif dan motivasi pelaku apakah praktek dari Tapa Kungkum yang merupakan sebuah hasil dari mitos dapat dikatakan rasional bila dilihat dari sudut pandang ekonomi.
Fokus analisis dalam penelitian ini adalah apa yang mempengaruhi eksistensi umbul dan dampak sosioekonominya bagi masyarakat. Maka dari itu informan yang dituju adalah: (1) orang yang mengetahui seluk belum Umbul Senjaya. (2) Orang yang terdampak langsung dari eksistensi Umbul Senjaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan historis naratif. Untuk mengetahui pola mitos dengan keberlangsungan Umbul Senjaya maka data diambil dengan metode, yaitu: (1) wawancara mendalam dan wawancara tidak tersetruktur; serta (2) observasi partisipan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat 3 pola mitos dalam mempertahankan keberlangsungan Umbul Senjaya. (2) Terdapat 4 motif dan motivasi dari 2 jenis pengunjung yang ada di Umbul Senjaya. (3) Tapa Kungkum dianggap sebagai pilihan yang rasional.
Saran-saran yang diberikan kepada pihak pengelola: (1) Perlu adanya pengelolaan dan pembangunan destinasi wisata yang serius. (2) Perlu adanya tambahan sarana prasarana yang dikhususkan untuk memudahkan para pelaku ritual pada malam hari
Kata Kunci : Umbul Senjaya, Mitos, Sosioekonomi, Rasionalitas Ekonomi
ABSTRACT
This research is motivated from the existence of Senjaya Springs where can survive even only supported by community with limited capabilities. Therefore this study aims to: (1) determine the patterns ofhow myth affect the sustainability of Senjaya Springs until today. (2) Determine any motive and motivation behind the individual to perform the ritual. (3) Based on the motives and motivation of perpetrators, whether the practice of Tapa Kungkum can be said to be rational when viewed from an economic standpoint..
The focus of the analysis in this study is, what affects the existence of the springs and what the socioeconomic impacts for the community. Thus the informant targeted are: (1) person who knows the ins and out of Senjaya Spring. (2) Person directly affected by existence of Senjaya Springs. This study used a qualitative method using a phenomenological approach and a historical narrative. The data in this Senjaya Springs study were collected by using several methods, namely: (1) in-depth interviews and unstructured interviews; and (2) participant observation.
The results showed that: (1) there are 3 patterns of myth in maintaining the existance of Senjaya Springs. (2) There are 4 motives and motivations from two types of visitors in Senjaya Springs. (3) Tapa Kungkum regarded as a rational choice. The recommendations idea given to the village officer: (1) need serious management and development for tourist destination. (2) The need for addinginfrastructureto facilitate forritualactorsat night.
Keywords: Senjaya Springs, Myth, Socio-economic, Rational choice theory