;

Abstrak


Novel tak ada nasi lain karya suparto brata (kajian psikologi sastra, nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sma)


Oleh :
Sabitul Kirom - S841408034 - Sekolah Pascasarjana

Relevansi kajian psikologi sastra dengan penanaman pendidikan karakter sangat diperlukan untuk mencapai kualitas manusia yang memiliki karakter baik. Berdasarkan hal tersebut, konflik psikis dalam novel Tak Ada Nasi Lain karya Suparto Brata penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perwatakan tokoh utama, mendeskripsikan konflik psikis tokoh utama berdasarkan aspek kepribadian id, ego, dan superego, dan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Tak Ada Nasi Lain, serta mendeskripsikan relevansi kajian novel Tak Ada Nasi Lain dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi (content analysis). Sumber data penelitian ini adalah dokumen dan informan. Sumber data yang berupa dokumen yaitu novel Tak Ada Nasi Lain karya Suparto Brata dan silabus mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA. Sumber data informan yaitu guru, mahasiswa, dan siswa.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu analisis dokumen dan teknik wawancara. Teknik validitas data yang digunakan yaitu triangulasi metode dan sumber data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif.
Hasil penelitian ini sebagai berikut. Pertama, perwatakan tokoh utama mengacu pada tiga dimensi, yaitu fisiologis, sosiologis, dan psikologis tokoh. Pada dimensi fisiologis, Saptono digambarkan bertubuh pendek dan berbadan kurus. Pada dimensi sosiologis, Saptono merupakan keturunan bangsawan Jawa. Pada dimensi psikologis, Saptono digambarkan sebagai sosok yang memiliki watak yang kompleks. Watak Saptono tersebut yaitu penakut, suka memendam perasaan, rajin, iri hati, cerdik, pendiam, tidak mudah bergantung kepada orang, kritis, patuh, tidak mudah mengeluh, pemalu, cermat, berhati-hati dalam bertindak, perhatian, kepekaan, pemikir, tegar dalam menghadapi cobaan hidup, semangat nasionalisme, disiplin, cinta ilmu pengetahuan, suka menabung, dan bijaksana. Kedua, konflik psikis yang dialami oleh Saptono meliputi ketakutan, kekecewaan, kemarahan, rasa malu, kebencian, kesedihan, rasa bersalah, kebingungan, kecemasan, dan cinta. Ketiga, nilai pendidikan karakter dalam novel Tak Ada Nasi Lain meliputi rasa ingin tahu, peduli sosial, religius, cinta tanah air, toleransi, tanggung jawab, gemar membaca, bersahabat/komunikatif, kerja keras, semangat kebangsaan, kreatif, disiplin, cinta damai, demokratis, dan mandiri. Keempat, novel Tak Ada Nasi Lain karya Suparto Brata memiliki relevansi dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Hal ini karena novel Tak Ada Nasi Lain tersebut memenuhi kriteria untuk digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA sesuai dengan kurikulum 2013.
Kata Kunci: novel, psikologi sastra, nilai pendidikan karakter, dan relevansi pembelajaran