Abstrak


Penentuan harga pokok produksi metode job order cost pada perusahaan Tegel Karya Indah Sukoharjo


Oleh :
Upik Yuli Asri - - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Perusahaan Tegel Karya Indah Sukoharjo adalah perusahaan yang menghasilkan produk utama berupa tegel. Ada tiga jenis yang dihasilkan, yaitu tegel polos abu-abu, tegel polos klir, dan tegel kembang. Perusahaan Tegel Karya Indah dalam mencapai tujuannya untuk mencapai laba menghadapi beberapa kendala karena keterbatasan faktor produksi dan terbatas permintaan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan harga pokok produksi dalam penerapannya dengan metode job order cost pada Perusahaan Tegel Karya Indah Sukoharjo. Sedangkan hipotesis yang diajukan adalah Perusahaan Tegel Karya Indah dalam melakukan proses produksi untuk menentukan harga pokok produksi belum sesuai dengan metode harga pokok pesanan (job order cost). Metode pengumpulan data adalah observasi dengan pengamatan secara langsung atas kejadian yang diteliti dan interview dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk menggali data yang diperlukan kepada pihak yang berkaitan. Berdasarkan penghitungan harga pokok produksi dihasilkan jumlah produksi untuk bulan Maret 2003, menurut metode harga pokok pesanan, yaitu sebesar Rp. 6.666.172,47, yang diperoleh dari penjumlahan antara pemakaian bahan baku langsung sebesar Rp. 6.623.100,00, tenaga kerja langsung sebesar Rp. 1.029.250,00, dan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar Rp. 1.320.375,00, kemudian ditambahkan dengan persediaan barang dalam proses awal (tidak terdapat persediaan awal) dan dikurangkan dengan persediaan barang dalam proses akhir sebesar Rp. 2.184.869,73, dan akan diperoleh harga pokok produksi selama sebulan dengan tarif pembebanan ditentukan dimuka kemudian ditambahkan lagi dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi (overapplied), maka akan diperoleh harga pokok produksi selama sebulan. Dari hasil perhitungan harga pokok produksi metode harga pokok pesanan (job order cost), dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan sudah dapat mengalokasikan biaya-biaya untuk produksi secara tepat sesuai dengan jumlah konsumsi setiap produk.