Abstrak


Perindustrianangkatan darat di bandung: dari departemen pertahanan dan keamanan hingga masuk badan usaha milik negara industri strategis 1976-1986


Oleh :
Dimas Adi Prasetyo - C0511012 - Fak. Ilmu Budaya

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah latar belakang Pindad dari Departemen Hankam yang kemudian beralih menjadi BUMN di bawah kendali Prof. B. J. Habibie pada tahun 1983. Pada tahun 1976 Pindad masih berada di tangan Departemen Hankam dengan pengelolaan oleh TNI-AD. Hingga pada tahun 1986Dewan Pengelola Industri Strategis (DPIS) dibentuk dengan tujuan pengawasan industri-industri strategis termasuk Pindad sebagai industri strategis yang bergerak dalam produksi senjata serta Alutsista lainnya. Selama Operasi Seroja 1974-1975 di Timor-Timor, TNI menggunakan senjata Pindad namun banyak senjata mengalami malfungsi. Kemudian Pindad harus menarik kembali senapan yang sudah dikeluarkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yaitu Heuristik (Pengumpulan Sumber), Kritik Sumber, Interpretasi,dan Historiografi. Pengumpulan data diperoleh dari arsip-arsip, buku, surat kabar, dan karya ilmiah. Data yang terkumpul kemudian dianalisa kebenarannya menggunakan kritik sumber. Hasil analisa kemudian diinterpretasikan berdasarkan kronologisnya.
Hasil penelitian yang telah dilakukakan menunjukkan perkembangan Pindad dari tangan TNI-AD tahun 1976 hingga masuk ke dalam BUMNIS di bawah DPIS tahun 1986. Kemampuan untuk memproduksi senjata meningkat, terbukti seperti SS 77 (Senapan Serbu Tahun 1977) menjadi salah satu produksi Pindad. Kebijakan-kebijakan pemerintah turut membantu kemajuan industri Pindad dalam proses munuju kemandirian Alutsista. Ketertinggalan teknologi Pindad menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan visi & misi Pindad yang lahir sebagai Perseroan Terbatas semenjak 29 April 1983.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalahPerindustrian Angkatan Darat merupakan industri senjata yang dikelola oleh TNI-AD dibawah Departemen Pertahanan dan Keamanan sebelum menjadi PT Pindad, untuk memenuhi kebutuhan senjata TNI. Pada tanggal 29 April 1983 Departemen Pertahanan dan Keamanan, kemudian menyerahkan Pindad kepadaKementrian Riset dan Teknologi Prof B.J Habibie merangkap sebagai Direktur Utama PT Pindad. PT Pindadberhasil memproduksiberbagai senjata seperti salah satunya, Senapan Serbu Satu (SS1) yang merupakan senapan pertama produksi Pindad dan kemudian menjadi Senapan utama TNI. PT Pindad turut membantu pertumbuhan ekonomi dengan pengurangan anggaran pertahanan untuk belanja, dan menambah lapangan kerja untuk pegawai negeri. Dengan bentuk persero tahun 1986 dibawah pengawasan DPIS, Pindad bebas menentukan arah kebijakan dan produksi sesuai dengan kebutuhan Departemen Pertahanan Keamanan tanpa harus patuh terhadap rantai komando militer.
Kata kunci : Industri Strategis, Pindad, Senjata