Abstrak


Refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam Bahasa Indonesia: dari perspektif teori pengikatan


Oleh :
Nur Widiastuti - C0210049 - Fak. Ilmu Budaya

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (i) Apakah kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri pada kalimat refleksif dalam bahasa Indonesia memiliki distribusi yang sama? (ii) Apakah refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam anafor jika dilihat dari perspektif teori pengikatan? (iii) Bagaimanakah refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dijelaskan dengan teori pengikatan?
Tujuan penelitian ini adalah (i) Mendeskripsikan distribusi kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki distribusi yang sama atau tidak (ii) Mendeskripsikan refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam anafor (iii) Mendeskripsikan bagaimana penggunaan refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri dalam bahasa Indonesia dijelaskan dengan teori pengikatan.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pengikatan dari Chomsky. Data di dalampenelitianiniadalahkalimatbahasa Indonesia yang mengandung refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri. Sumber data dalam penelitian iniberasal dari surat kabar harian Kompas, Republika, dan Media Indonesia (edisi Februari-April 2014). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pustaka dan teknik catat. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dengan metode agih. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik dasar yakni teknik bagi unsure langsung, dan teknik lanjut yaitu teknik ganti. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik penyajian formal dan informal.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa (i) Bentuk refleksif dengan kata diri, dirinya, dan dirinya sendiri pada kalimat bahasa Indonesia tidak sepenuhnya memiliki distribusi yang sama. Pada kalimat bahasa Indonesia, bentuk refleksif dengan kata-kata tersebut memiliki distribusi yang sama atau tidak ditentukan dari verba dan anteseden. Sesuai data yang ditemukan dalam bahasa Indonesia, berikut ini verba yang dapat diikuti dan tidak dapat diikuti dengan unsure refleksifdiri, dirinya, dan dirinya sendiri, yaitu: verba prefix meN-; verba prefix ber-; verbaØ; dan verba prefix ter-; (ii) Refleksif dengan kata diri pada kalimat bahasa Indonesia merupakan kategori anaphora karena kata tersebut dapat ditafsirkan sama dengan anteseden dalam hal persona, gender, dan jumlah; Refleksif dengan kata dirinya ada yang termasuk dalam kategori anafora, dan dapat juga berdiri sebagai nomina bebas yang tidak terikat dalam kategori pengikatan; Refleksif kata dirinya sendiri ada yang tergolong sebagai anafora dan bukan anafora; (iii) Dalam refleksif bahasa Indonesia syarat persona dan jumlah sangat diperhatikan, syarat gender tidak dibedakan, terutama dalam tataran gramatikal.