Abstrak


Perkembangan dan Aliran Teater Kelompok Kerja Teater Tesa Universitas Sebelas Maret Surakarta 1987-2014


Oleh :
Febri Resky Perkasa - C0211018 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

ABSTRAK
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perkembangan Teater TESA 1987-2014? (2) Apa saja aliran teater yang terdapat pada pementasan Teater TESA 1987-2014?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan dan menjelaskan perkembangan Teater TESA 1987-2014. (2) Mendeskripsikan dan menjelaskan aliran teater yang terdapat pada pementasan Teater TESA 1987-2014.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan, tempat dan peristiwa, dokumentasi, dan rekaman arsip. Data dalam penelitian ini berupa transkrip wawancara, foto, sketsa, daftar pementasan, daftar pemain, dan susunan pengurus. Pengambilan data dipilih dengan teknik snowball sampling. Data-data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Data-data yang terkumpul diuji validitasnya menggunakan triangulasi sumber. Data dianalisis mengunakan model interaktif.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Teater TESA dibentuk pada tanggal 14 Oktober 1987 dengan dipelopori Albertus Prasojo bersama mahasiswa FIB UNS lainnya. Gigok Anurogo sebagai pelatih pertama memberikan pengaruh penggarapan Teater TESA yang cenderung bersifat realis di masa awal perjalanannya. Joko Bibit Santoso memberikan gaya baru (simbolis) terhadap penggarapan Teater TESA melalui proses berkesenian di berbagai kelompok teater terutama dari Meong Purwanto. Teater TESA selama masa kepelatihan Meong Purwanto dianggap sebagai kelompok seniman oleh beberapa kalangan pegiat teater. Di masa kepelatihan Rahmat Basuki Teater TESA dekat dengan garapan bersifat surealis dan realis simbolis dalam bentuk kolosal. Selain itu di tahun 2003-2004 Teater TESA dapat membangun kerja sama dengan sponsor sehingga dapat pentas di Surabaya dan Bali. Bermacam-macam sutradara yang muncul di Teater TESA membuat bentuk penggarapan sangat beragam dan mampu membuat Teater TESA berkiprah di tingkat nasional dan internasional (2) Teater TESA selama 1987-2014 disutradarai bermacam-macam sutradara sehingga menghasilkan berbagai jenis aliran teater yang beragam. Aliran teater tersebut diantaranya aliran realis, aliran realis simbolis, aliran surealis, aliran absurd, aliran simbolis, dan aliran eksistensialisme simbolis. Dapat disimpulkan selama periode 1987-2014, aliran realis dominan pada kepelatihan Gigok Anurogo, aliran simbolis dan realis dominan pada kepelatihan Meong Purwanto, aliran surealis dan realis simbolis dominan pada kepelatihan Rahmat Basuki, dan aliran realis simbolis, simbolis, surealis dan absurd mewarnai kepelatihan Budi Riyanto.