ABSTRAK
Latar Belakang: Bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus haemolyticus merupakan dua bakteri yang sering ditemukan pada spesimen nanah. Berbeda dengan S. aureus, yang memang bakteri patogen, S. haemolyticus dikenal sebagai bakteri oportunistik yang jarang menimbulkan infeksi. Oleh karena bakteri ini jarang menjadi penyebab infeksi, maka diperlukan data pembanding yang dapat membantu menentukan apakah bakteri tersebut sebagai penyebab infeksi atau hanya kolonisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan profil klinis pasien terpapar S. aureus dan S. haemolyticus pada spesimen nanah.
Metode Penelitian: Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan epidemiologi klinis. Objek penelitian adalah rekam medis pasien yang telah dilakukan kultur dari spesimen nanah dengan hasil positif bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus haemolyticus pada tahun 2013-2014. Pada November dan Desember 2015 dengan diambil sampel sebanyak 69 sampel. Data dianalisis secara statistik dengan teknik distribusi frekuensi.
Hasil Penelitian: Dalam kurun waktu 2 tahun ditemukan pasien terpapar Staphylococcus aureus dan Staphylococcus haemolyticus didominasi oleh laki-laki. Pasien usia dewasa (19-65 tahun) menunjukkan hasil terbanyak. Hasil bermakna ditemukan pada pemeriksaan suhu tubuh yang mana pasien terpapar Staphylococcus aureus beresiko 2,04 kali mengalami kenaikan suhu tubuh dibandingkan dengan pasien terpapar Staphylococcus haemolyticus.
Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan profil pasien terpapar Staphylococcus aureus dan Staphylococcus haemolyticus pada spesimen nanah di RSUD Dr. Moewardi.
Kata Kunci: Spesimen Nanah, Hasil Kultur Nanah, Staphylococcus aureus, Staphylococcus haemolyticus
ABSTRACT
Background: Staphylococcus aureus and Staphylococcus haemolyticus were some of bacteria that often found in pus specimen. Unlike S. aureus, which is true pathogen, S. haemolyticus which is known by opportunistic bacteria were not considered as caused of infection. Therefore, the need of comparative data that can determine whether S. haemolyticus were cause of infection or just colonization was necessary. The purpose of this research is to compare clinical profile of patients’ with S. aureus and S. haemolyticus found in pus specimen.
Methods: This study was a descriptive research using clinical epidemiology approach. The object of the research were patients’ medical records which have been identified by pus culture with positive result of Staphylococcus aureus and Staphylococcus haemolyticus on 2013-2014. Sampling was held during November and December 2015 at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta. Sampling was done and 69 people taken from the population. The data was statically analyzed by frequency distributive technique.
Results: In 2 years, it is found that patients with Staphylococcus aureus and Staphylococcus haemolyticus are dominantly by men. Most of patients are adult (19-65 years old). Body temperature of patients with Staphylococcus aureus risk 2,04 times of increasing than patients with Staphylococcus haemolyticus.
Conclusions: There are differences in clinical profile of patient with Staphylococcus aureus and Staphylococcus haemolyticus on pus specimen at Dr. Moewardi Hospital.
Keywords: Pus Specimen, Pus Culture, Staphylococcus aureus, Staphylococcus haemolyticus