;

Abstrak


Citra Perempuan Sasak pada Novel Perempuan Rusuk Dua (PRD) Karya Salman Faris dan Eva Nourma ( Kajian Sosiologi Sastra, Gender, Nilai Pendidikan dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA )


Oleh :
Muh. Roni Hidayatullah - S841402045 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengeksplanasikan  latar belakang pengarang
novel  Perempuan  Rusuk  Dua;  (2)   Mengeksplanasikan  latar  belakang  sosial  budaya novel  Perempuan  Rusuk  Dua;  (3) Mengeksplanasikan  citra  perempuan  sasak  dalam novel Perempuan Rusuk Dua; (4) Mengeksplanasikan subordinasi wanita; (5) Mengeksplanasikan nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Perempuan Rusuk Dua.
Penelitian   ini  merupakan   penelitian   kualitatif   deskriptif   dengan  pendekatan sosiologi Sastra. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam novel Perempuan Rusuk Dua. Sumber data adalah novel Perempuan Rusuk Dua yang ditulis oleh Salman Faris dan Eva Nourma, yang diterbitkan oleh Mahkota Kata Yogyakarta,  Tahun 2009, tebal 448 halaman. Dalam penelitian ini digunakan metode (content  analysis)  analisis  dokumen  berupa  data teks  novel  Perempuan  Rusuk  Dua, wawancara  dengan pengarang,  dan biografi pengarang novel Perempuan  Rusuk Dua. Teknik  pengumpulan  data  menggunakan  metode  pustaka.  Analisis  data  dilakukan dengan cara analisis interaktif. Validasi data menggunakan teknik triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini adalah; (1) Latar belakang pengarang yaitu Salman Faris dan Eva Nourma, mereka sama-sama berasal dari latar belakang masyarakat menengah ke bawah, berpendidikan, dan karya mereka bernuansa kearifan lokal bahkan multikultural dengan menjadikan suku Sasak sebagai ikon penciptaannya; (2) Latar belakang sosial budaya  masyarakat   meliputi  pekerjaan   sebagai  petani,  nelayan,  dan  pengembala. Tempat tinggal mereka dibagian pesisir pantai yaitu desa Kaliantan dan Serewe. Adat kebiasaan  masyarakat  di sana  melestarikan  budaya  ‘bawu  nyale’(menangkap  cacing laut). Masyarakat Sasak mayoritas beragama Isalam sebagaimana Lombok diberi gelar
‘Pulau Seribu Masjid’. Dan masyarakat bagian pinggiran itu meyakini bahwa ‘nyale’ (cacing laut) itu bisa sebagai obat, perekat manusia, azimat dan mendekatkan jodoh; (3) Citra perempuan Sasak meliputi sikap dan kasih sayangnya Zippora terhadap sesama, sikap bakti kepada orang tua, menerima  dan sabar menghadapi  permasalahan,  ikhlas dalam memberi,  dan sikap berani melakukan  pemberontakan;  (4) subordinasi  wanita terdapat  pada  aturan  yang dibuat  oleh  laki-laki  dalam  rumah  tangga,  hanya  sebagai hiasan, dan terdapat pada tradisi ‘nemin’ (menemani atau menjamu laki-laki); (5) Nilai pendidikan pada novel PRD adalah agama/religius meliputi; pelaksanakan sholat. Moral meliputi; perdamaian, sifat ramah, dan tidak mengulangi kebiadapan Sasak tempo dulu. Adat/budaya meliputi; kebiasaan masyarakat dalam tradisi ‘bawu nyale’(menangkap cacing laut) yang mencerminkan  perdamaian dan kepedulian terhadap budaya sendiri. Nilai  sosial  meliputi;  sikap  kepedulian  terhadap  masyarakat  lemah,  sikap  tolong menolong, dan sikap tanggungjawab.
Kata  Kunci:  Novel,  Sosiologi  Sastra,  Citra  Perempuan,  subordinasi  wanita,  Nilai
Pendidikan
ABSTRAC
This  research  aimed  at:  (1)  to  explain  the  novel  writer`s  background  of
Perempuan   Rusuk  Dua.  (2)  To  explain  the  novel  social  culture  background  of Perempuan   Rusuk  II.  (3)  To  explain  the  image  of  Perempuan   Sasak  in  novel Perempuan Rusuk Dua. (4) To subordination the women. (5) To explain the education value in novel of Perempuan Rusuk Dua.
This research is qualitative descriptive with literature sociology approach. The data  in  this  research  was  word,  phrase  and  sentence.  The  source  of  the  data  was Perempuan  Rusuk  novel  which  was  written  by  Salman  Faris  and  Eva  Nourma, publicized  by  Mahkota  Kata  Yogyakarta  in  2009,  448  pages.  The  method  in  this research used an analysis document such as the data text of novel Perempuan Rusuk Dua, author interview  and novel`s  author biography  of Perempuan  Rusuk Dua. The technique  of data collection used a library method.  The data of Analysis is used by interactive analysis. The validation of the data used source triangulation technique.
The results of this research were; (1) the authors` background of Salman Faris and Eva Nourma came from petit bourgeois, educative and their creations were wisely of local nuance even multicultural made the Sasak ethnic as the creation icon; (2) the background  of  society`s  social  culture  pervaded  a  work  as  farmer,  fishermen  and shepherd. Their home was in seaboard which name is Kaliantan and Seriwe. Tradition of the society preserved  the Bau Nyale culture (sea worm catching).  Sasak societies were  Islam  majority  as the  title  of  Lombok  Island  "Pulau  Seribu  Masjid",  and  the society was convinced that ‘Nyale’ (Sea worm) could be medicine, human glue, charm and phenomenological  of mate; (3) the image of Sasak women pervaded attitude and affection of Zippora to others, devoting to parent, be patient in facing problem, sincere in giving, and brave to do a rebellion; (4) the women subordination was depended on rule  which  was  made  by  male  in  household,  just  as  a  adornment,  and  in  ‘Nemin’ tradition (fete or accompany of male); (5) education values in PRD were religion: performing  prayer. Moral: reconcilement,  hospitality and not to repeat the savage of olds society. Tradition / culture: habitual society in "Bau Nyale" tradition show up a peace and care about own culture. Social: a care about weak society, an attitude to help each other and responsible.
Key word: Novel, sociology literature, women image, women subordination, education value.