Abstrak


Hubungan Konsumsi Kafein dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret


Oleh :
Safitri Tia Tampy - G0012200 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK
LatarBelakang: Sindrom premenstruasi merupakan gangguan menstruasi terbanyak yang dialami oleh wanita. Salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya sindrom premenstruasi adalah faktor kebiasaan yaitu konsumsi kafein. Konsumsi kafein yang berlebih dapat menimbulkan gejala sindrom premenstruasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan konsumsi kafein dengan kejadian sindrom premenstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek yang digunakan adalah Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Subyek penelitian mengisi kuesioner mengenai konsumsi kafein dan sindrom premenstruasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling sebanyak 219 mahasiswi. Data yang didapat dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dan regresi logistik.
Hasil: Dari hasil analisis data, tidak terdapat hubungan konsumsi kafein dengan kejadian sindrom premenstruasi yang dialami Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (p=0,234). Kafein dikontrol usia, usia menarke, dan Indeks Massa Tubuh tidak meningkatkan risiko terjadinya sindrom premenstruasi (OR=1,04; CI 95%=0,99-1,09; p=0,103).
Simpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi kafein dengan kejadian sindrom premenstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Kata Kunci: Konsumsi Kafein, Sindrom Premenstruasi, Mahasiswi Kedokteran.
ABSTRACT
Background: Premenstrual syndrome is the most common menstrual disorder. Factor that influences the premenstrual syndrome is habitual factor, for example caffeine consumption. Excessive caffeine consumption can lead symptoms of premenstrual syndrome. This study aimed to determine whether there is correlation between caffeine consumption and premenstrual syndrome in female medical students of Sebelas Maret University.
Methods: This was non observational analytic study with cross sectional approach. Subjects were female medical students of Sebelas Maret University. Data were collected by filling out questionnaires about caffeine consumption and premenstrual syndrome. Simple random sampling used to obtain 219 female students. The datas were analyzed using Mann Whitney Test and continued by regression logistic.
Result: There was no significant correlation between caffeine consumption and premenstrual syndrome in female medical students of Sebelas Maret University (p value = 0.234). Caffeine consumption controlled by age, age at menarche, and body mass index did not increase risk of premenstrual syndrome (OR= 1,04; CI 95%=0,99-1,09; p=0,103).
Conclution: There is no significant correlation between consumption and premenstrual syndrome in female medical students of SebelasMaret University.
Keywords: Caffeine Consumption, Premenstrual Syndrome, Medical Students.