Serasah daun bambu mengandung unsur hara makro P dan K cukup tinggi sehingga berpotensi sebagai bahan baku pupuk kompos. Namun serasah daun bambu memiliki rasio C/N 35,82 - 38,27. Pupuk kompos seharusnya mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap dengan rasio C/N 10 - 20, sehingga perlu adanya penambahan bahan baku lain untuk memenuhi kandungan unsur hara dan menurunkan rasio C/N serasah daun bambu. Blotong merupakan limbah padat hasil pemurnian nira dari pabrik gula. Blotong memiliki rasio C/N 7,28. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara makro pada pupuk kompos yang dihasilkan dari serasah daun bambu dan blotong serta membandingkan dengan SNI 19-7030-2004, dan mengetahui perlakuan yang menghasilkan unsur hara makro paling banyak.
Serasah daun bambu dan blotong dikomposkan dengan aktivator EM4 dan kotoran sapi. Komposisi pencampuran bahan baku adalah dengan perbandingan I (1 kg blotong : 1 kg kotoran sapi) II (0,5 kg blotong : 0,5 kg serasah : 1 kg kotoran sapi) III (1 kg serasah : 1 kg kotoran sapi) IV (1 kg blotong : 50 ml EM4) V (0,5 kg blotong : 0,5 kg serasah : 50 ml EM4) VI (1 kg serasah : 50 ml EM4). Pengamatan dilakukan dengan menganalisis kandungan unsur hara makro yaitu C organik, bahan organik, N-total, P2O5, K2O, kadar air, C/N ratio dan parameter lingkungan yaitu suhu, pH dan kelembaban setiap satu minggu sekali.
Proses pengomposan berlangsung selama 6 minggu dan dihentikan ketika bahan sudah terbentuk sempurna yaitu hasil akhir kompos tidak berbau dan berwarna coklat kehitaman. Hasil analisis unsur hara makro pada pupuk kompos paling baik tersebut adalah C organik = 27,79%; bahan organik = 47,91%; N = 2,73%; P2O5 = 1,95%; K2O = 1,88%; C/N rasio = 10,18 dan kadar air = 24,44%. yaitu pada perlakuan II (0,5 kg blotong : 0,5 kg serasah : 1 kg kotoran sapi).
Kata Kunci : pupuk kompos, serasah daun bambu, blotong, unsur hara makro.