Abstrak


Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan pengrajin kulit (Studi Kasus Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur)


Oleh :
Charaka Secenda Kresna - F1113012 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara
modal, tenaga kerja, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, pelatihan kerja, status
usaha, segmentasi pasar dan asal usaha terhadap tingkat keuntungan para
pengusaha pengrajin kulit di Kabupaten Magetan. Metode penelitian
menggunakan metode survey, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan
data kuantitatif, sumber data yang digunakan data primer dan data skunder.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin kulit Kabupaten Magetan.
Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 orang. Metode
pengumpulan data yang digunakan: kuesioner, observasi dan studi pustaka.
Teknik analisis data yang digunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linear
berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel modal kerja, tenaga
kerja, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, pelatihan kerja, dan segmentasi
pasar secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat
yaitu tingkat keuntungan pengrajin kulit di Sentra Industri Kerajinan Kulit di
Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Sedangkan variabel
status usaha dan asal usaha tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan variabel
modal kerja, tenaga kerja, tingkat pendidikan, pengalaman usaha, pelatihan kerja,
status usaha, segmentasi pasar dan asal usaha berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat yaitu tingkat keuntungan pengrajin kulit di Sentra Industri
Kerajinan Kulit di Kelurahan Selosari Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan.
Saran dalam penelitian ini yaitu: Guna untuk meningkatkan keuntungan, maka
pengusaha kerajinan kulit disarankan untuk meningkatkan modal kerja,
menambah tenaga kerja, meningkatkan jenjang pendidikan, serta mengikuti
pelatihan kerja serta memperluas segmentasi pasar, sehingga kerajinan kulit.
Pemerintah hendaknya lebih mengaktifkan asosiasi dan pelatihan yang sangat
berperan baik untuk lebih mempererat tali silaturahmi dan saling bertukar
informasi antar pengusaha kerajinan kulit. Selain itu agar para pengusaha dapat
memanfaatkan asosiasi dan pelatihan tersebut guna memperkaya wawasan,
keterampilan serta mengakses informasi-informasi terkini mengenai kerajinan
kulit.
Kata Kunci: modal kerja, tenaga kerja, tingkat pendidikan, pengalaman usaha,
pelatihan kerja, status usaha, segmentasi pasar, asal usaha dan
tingkat keuntungan pengrajin kulit.