Abstrak
Perencanaan proyek dengan metode network planning pada proyek tk model kabupaten Sragen
Oleh :
Roroningtyas Siti Zulaikha - - Fak. Teknik
Metode network planning merupakan model yang digunakan untuk merencanakan rangkaian kegiatan dalam suatu proyek, sekaligus untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut sehingga mudah dipahami oleh pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek di lapangan, yaitu pelaksana dan konsultan pengawas. Pembuatan network planning dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan ketergantungan dan urutan kegiatan proyek, kegiatan-kegiatan kritis, kebutuhan sumber daya tiap-tiap kegiatan, dan alokasi waktu pelaksanaan proyek.
PT SATYA BUANA REKATAMA adalah salah satu pelaksana proyek TK MODEL KABUPATEN SRAGEN. Dalam pelaksanaannya, penentuan waktu penyelesaian proyek hanya berdasarkan perkiraan serta perencanaan jadwal kerjanya (time schedule) dibuat berdasarkan hasil estimasi subyektif pengalaman di lapangan. Sehingga time schedule yang dihasilkan tidak dapat menjabarkan secara detail apakah time shedule tersebut berasal dari lintasan kritis atau tidak, dan tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antar kegiatan. Akibatnya jika terjadi keterlambatan dalam suatu kegiatan akan sulit mengetahui dampak yang diakibatkan terhadap jadwal keseluruhan proyek. Oleh karena itu perlu dibuat time schedule yang tepat, yaitu antara lain dengan cara analisis network planning.
Dalam penelitian ini dilakukan penyusunan rencana penyelesaian proyek TK MODEL Tahap II dengan memperhatikan jalur kritis, keterbatasan sumber daya manusia, percepatan penyelesaian proyek dan biaya penyelesaian proyek.
Dari hasil perencanaan proyek dengan menggunakan metode network planning didapatkan hasil waktu penyelesaian proyek adalah 120 hari lebih cepat 28 hari dari metode perkiraan dan dengan biaya penyelesaian proyek sebesar Rp.1.321.538.375,00 lebih hemat 1,75 % dibanding metode perkiraan. Dengan keterbatasan sumber daya waktu penyelesaian proyek dapat dicari dengan menggunakan metode ACTIM baik tunggal maupun majemuk. Dari perhitungan program percepatan dengan mempercepat proyek selama 7 hari biaya yang diperlukan adalah sebesar Rp.1.321.345.341,00. Biaya yang diperlukan untuk mempercepat proyek selama 14 hari adalah biaya sebesar Rp.1.324.075.341,00 sedangkan biaya untuk mempercepat proyek 30 hari adalah sebesar Rp.1.324.669.341,00.
Kata kunci: Perencanaan Proyek, Network Planning, ACTIM, Crash Program.