Abstrak


Perbandingan daya hambat antibakteri ekstrak akar manis (glycyrrhiza glabra) dari xianjiang dan kalimantan tengah terhadap staphylococcus aureus secara in vitro


Oleh :
Fatmanisa Laila - G0012077 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Glycyrrhiza glabra merupakan tumbuhan herbal yang cukup penting dan telah lama digunakan untuk mengobati penyakit di Cina, India, dan Indonesia. Akarnya mengandung flavonoid, terpenoid saponin, dan kumarin yang menunjukkan aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya hambat ekstrak akar manis (Glycyrrhiza glabra) yang berasal dari daerah Otonomi Uygur, Xianjiang, perbatasan barat laut Cina dan Barito Kuala, Kalimantan Tengah, Indonesia terhadap Staphylococcus aureus in vitro. Kedua lokasi dipilih karena kondisi geografis yang berbeda dicurigai mempengaruhi kadar bahan aktif antibakteri pada tanaman.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium, dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Subjek penelitian adalah akar tanaman Glycyrrhiza glabra yang berasal dari daerah Otonomi Uygur, Xianjiang dan Barito Kuala, Kalimantan Tengah yang diekstraksi dengan etanol 70% sebagai pelarut dan kontrol negatif, ekstrak akar manis (Glycyrrhiza glabra) dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%, serta amoksisilin sebagai kontrol positif. Cawan petri kemudian disimpan pada suhu kamar selama 18-24 jam dan diukur diameter zona hambat yang terbentuk. Hasil dianalisis dengan uji Shapiro Wilk dilanjutkan post hoc Mann Whitney.
Hasil: Ekstrak Glycyrrhiza glabra yang berasal dari Xianjiang dan Kalimantan Tengah mulai sensitif pada konsentrasi 15% dengan zona hambat yang terbentuk sebesar 15,33 ± 1,52 mm dan 15,33 ± 0,57 mm. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua ekstrak.
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan daya hambat antibakteri ekstrak akar manis (Glycyrrhiza glabra) dari Xianjiang dan Kalimantan Tengah terhadap Staphylococcus aureus in vitro.
Kata Kunci: Akar Manis (Glycyrrhiza glabra), Staphylococcus aureus, Xianjiang, Kalimantan, Antibakteri