Abstrak


Dampak Tragedi Karbala Tahun 61 H/ 680 M terhadap Kekhalifahan Dinasti Umayyah


Oleh :
Tri Nurini - K4403063 - Fak. KIP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan (1) Latar Belakang dan ProsesTerjadinya Tragedi Karbala (2) Sikap Syi’ah terhadap pemerintahan Yazid pasca tragedi Karbala (3) Upaya Dinasti Umayyah Menumpas Gerakan Syi’ah. Penelitian ini menggunakan metode historis, yang terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis sekunder, berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka. Analisis data yang digunakan adalah analisis data historis, yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan data sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Latar belakang terjadinya tragedi Karbala 61 H antara lain karena Yazid tidak bisa menganalisa persoalan dengan baik selain itu ia tidak pandai berdiplomasi. Yazid lebih sering menggunakan kekerasan dalam mengatasi konflik yang terjadi sehingga Yazid tidak bisa mengatasi konflik dengan baik. Proses berlangsungnya tragedi Karbala, diawali dengan penolakan Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair untuk mengangkat bai’at kepada Yazid. Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair kemudian hijrah ke Mekkah. Di Mekkah Husein menerima surat dari penduduk Kufah, yang isinya menyatakan bahwa penduduk Kufah memohon kepada Husein agar datang ke Kufah, karena penduduk di Kufah ingin mengangkat Husein sebagai khalifah. Hal tersebut mendorong Husein untuk pergi ke Kufah. Walau banyak kerabat yang menasehati Husein untuk jangan pergi, namun Husein tidak peduli. Ia tetap pergi ke Kufah dengan rombongan kecil. Yazid yang mengetahui kepergian Husein ke Kufah, langsung mengirim pasukan untuk menghadang Husein. Pasukan Yazid yang dipimpin oleh Alhurr bin Yazid Al Tamimi berhasil menghadang rombongan Husein dan mendesak rombongan itu sampai ke padang Karbala. Akhirnya terjadilah pertempuran di Karbala antara pasukan Husein bin Ali melawan pasukan Alhurr bin Yazid Al Tamimi. Pertempuran itu dimenangkan oleh pasukan Alhurr bin Yazid Al Tamimi, sedangkan Husein sendiri tewas dalam pertempuran itu, kepalanya dipenggal hingga terpisah dari badannya. (2) Pasca tragedi Karbala kelompok Syi’ah menjadi lebih aktif. Rakyat Madinah, terutama pengikut setia Husein bin Ali memberontak. Rakyat Madinah yang memberontak menyandera keluarga dan para pejabat Dinasti Umayyah di salah satu rumah keluarga Umayyah. Khalifah Yazid langsung mengirim Muslim bin Uqbah untuk mengatasi masalah di Madinah dan memerangi Abdullah bin Zubair di Mekkah. (3) Upaya Dinasti Umayyah menumpas gerakan Syi’ah dengan memerintahkan Muslim bin Uqbah untuk mengatasi masalah pemberontakan di Madinah dan memerangi Abdullah bin Zubair di Mekkah. Di Madinah Muslim bin Uqbah memperoleh kemenagan, namun dalam perjalanan ke Mekkah Muslim bin Uqbah meninggal sehingga pimpinan pasukan digantikan oleh Al-Hushain bin Numair. Saat perang antara Al-Hushain bin Numair dan Abdullah bin Zubair di Mekkah belum usai, Khalifah Yazid meninggal. Hal tersebut membuat pasukan Al-Hushain bin Numair bingung dan akhirnya terjadi perdamaian antara kedua belah pihak. Kematian Yazid tidak membuat Abdullah bin Zubair berhenti melawan Bani Umayyah. Sampai akhirnya pada masa Abdul Malik, Abdullah bin Zubair baru bisa ditangkap kemudian dihukum salib. Selain itu kelompok Syi’ah bersama keluarga Bani Abbas melakukan propaganda untuk menjatuhkan pemerintahan Umayyah. Propaganda itu dilakukan di wilayah Khurasan dan ditujukan kepada mereka yang kecewa terhadap pemerintahan Khalifah Yazid, serta mengajak para penduduk yang kecewa kepada khalifah Yazid untuk melawan pemerintahan Umayyah. Akhirnya propaganda itu berhasil menjatuhkan Dinasti Umayyah dan digantikan Dinasti Abbasiyah. Setelah Dinassti Abbasiyah memerintah kaum Syi’ah banyak yang menetap di Khurasan.