ABSTRAK
Latar Belakang : Sumber utama pencemaran Pb berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor yang menempati 90% dari total emisi Pb di atmosfer. Keracunan yang disebabkan oleh logam Pb dapat mengakibatkan efek kronis dan akut. Keracunan akut dapat mengakibatkan terbakarnya mulut, terjadinya perangsangan dalam gastrointestinal dan disertai diare. Keracunan yang kronis dapat menyebabkan anemia, sakit di sekitar perut serta dapat pula mengakibatkan kelumpuhan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar timah hitan (Pb) dalam darah dengan jumlah eritrosit pada pekerja SPBU di wilayah Surakarta. Metode :jenis penelitian ini menggunakan observational analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan populasi 30 pekerja, karena keterbatasan penelitian sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 pekerja SPBU. Darah pekerja diambil sebanyak 6 ml dengan perincian. 5 ml digunakan untuk pengujian Pb darah dan 1 ml digunakan untuk pengujian jumlah eritrosit. Pb darah di ukur mengunakan Atomic Absorbtion Spectrofotometri (AAS) di laboratorium pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta dan jumlah etitrosit di ukur di laboratorium Solo Lab. Uji statistik menggunakan Korelasi Produk Moment. Hasil : Uji statistik pada penelitian ini menggunakan Korelasi Produk Moment dengan SPSS versi 22,0. Diketahui bahwa nilai p = 0.080, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Pb darah dengan jumlah eritrosit pada pekerja SPBU karena Pb dalam darah pekerja masih dalam batas aman. Simpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Pb dalam darah dengan jumlah eritrosit pada pekerja SPBU yang terpapar Pb. Saran : Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahi hubungan Pb darah dengan Jumlah eritrosit. Sebaiknya Peneliti yang selanjutnya menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan volume sampel darah lebih dai 5 ml. Kunci : Timah Hitam (Pb) dalam Darah, Timah Hitam (Pb) di Udara, Jumlah Eritrosit
