Masalah yang hendak dicari jawabannnya pada penelitian ini adalah pengaruh kondisi pekerjaan terhadap Konsep Profesionalisme Diri dan Kepuasan Kerja Profesi okupasio Terapis di Jakarta. Sehubungan dengan permusan masalah tersebut maka diajaukan hipoteis sebagai berikut: (1) Kondisi pekerjaan secara bersama-sama memepengaruhi konsep profesionalisme diri profesi okupasi terapis di Jakarta, (2)Kondisi pekerjaan secara parsial memepngaruhi konsep profesionalisme diri profesi okupasi terapis di Jakarta, (3) Kondisi pekerjaan secara bersama-sama memepengaruhi kepuasan kerja profesi okupasi terapis di Jakarta (4) Kondisi pekerjaan secara parsial mempengaruhi kepuasan kerja profesi okupas terapis di Jakarta.
Berdasarkan pada perumusan masalah, hipotesis dan keterbatasan penelitian, maka dalam pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode Convinience Sampling. Pengukuran terhadap tanggapan responden menggunakan skala likert jenjang 5. Data yang terkumpul kemudian diolah untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui tingkat kecermatan dan konsisten dari alat ukur.yang digunakan.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kunatitatif.Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui profil responden. Analisis kuantitatif yang digunajkan adalah analisis regresi berganda, uji F, uji t, dan uji determinasi. Berdasarkan hasil uji analisis deskriptinya diketahui bahwa berdasarkan usia responden , 34 dari 120 responden berusia 20-24 tahun, 85 dari 120 responden berusia 24-29 tahun, dan 1 dari 120 responden berusia 30-34 tahun.berdasakan jenis kelamin, 66 dari 120 responden berjenis kelamin perempuan, dan 54 dari 120 responden berjenis kelamin laki laki. Klasifikasi berdasarkan lama kerja adalah 30 dari 120 responden memiliki lama kerja 1 tahun, 42 dari 120 reponden memeliki lama kerja 2 tahun, 27 dari 120 responden memiliki lama kerja 3 tahun, 9 dari 120 responden memliki lama kerja 4 tahun, 5 dari 120 responden memeliki lama kerja 5 tahun, 8 dari 120 responden memiliki lama kerja 6 tahun dan 1 orang memeliki lama kerja 7 tahun. Tanggapan responden cukup baik terhadap autonomy, control over profesional practice, professional growth, recognition as a profession , cohesiveness, workload. Hal ini ditandai dengan rata-rataresponden poin tinggi pada tiap pertanyaan. Secara umum profesi okupasi terapis di Jakarta memeliki konsep profesionalism ediri dan kepuasan kerja yang tinggi.
Dari analisis berganda diperoleh persamaan regresi Konsep profesionalisme diri yaitu, Y = 2,580 + 0,160X1 + 0,140X2 + 0, 492 X3 + 0,171X4 - 0,199X5 + 0,134X6. Adanya konstanta yang positifberaratii bahwa tanpa adanya kondisi pekerjaan seorang okupasi terapis telah merasa bahwa dirinya profesional.Persamaan regresi kepuasan kerja profesi okupasi terapis adalah sebagai berikut, Y = 5. 364 + 0, 325X1 + 0,309X2 + 0,896X3 + 0,374X4 - 0, 401X5 + 0,237X6. Yang berarti bahwa tanpa adanya kondisi pekerjaan seorang okupasi terapis telah merasa puas dengan pekerjaannya.Uji F konsep profesionalisme diri yang diperoleh adalah 52,047 dan nilai F tabel adalah 2,18 menunjukkan bahwa nilai F uji>F tabel hal ini menandakan bahwa kondisi pekerjaan berpengaruh secara bersama sama terhadap konsep profesionalisme diri dan nilai F uji kepuasan kerja sebesar 51,048 dan nilai F uji adalah 2,18. Hal ini menandakan bahwa kondisi pekerjaan berpengaruh secara bersama sama terhadap kepusan kerja profesi okupasi terapis. Hal ini berarti bahwa hipotesis pertama dan hipotesis ketiga tebukti. Begitu pula dengan uji t, dimana nilai t hitung > t tabel, yaitu sebesar 2,055; 2,261; 5,650; 1,994; 2,555 >1,980 dan –4,774 <1,980 bagi konsep profesionalisme diri okupasi terapis.Bagi kepuasan kerja profesi okupasi terapis nilai t hitung 2,081; 2,233; 5,968; 2,198; 2,262 > 1.980 dan –4,772 <-1,980 yang merupakan nilai dari t tabel. Hal ini menanadakan bahwa kondisi pekerjaan berpengaruh secara parsial terhadap konsep profesionalisme diri an kepuasan kerja profesi okupasi terapis. Hali ini berarti bahwa hipotesis kedua dan keempat terbukti. Uji Determinasi yang dihasilkan mennjukkan bahwa kondisi pekerjan berpengaruh terhadap konsep profesionalism ediri sebesar 72% sedangkan sebesar 28 % konsep profesionalisme diri okupasi terpis dipengaruhi oleh variabel laiin yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Uji determinasi kepuasan kerjamenunjukkan bahwa sebesar 71,7% kepuasan kerja okupasi terapis dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan dan ssebesar 28.4%kepuasan kerja okupasi terapis dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa tanpa adanya kondisi pekerjaan yang mendukung profesi okupasi terapis di Jakarta telah merasa profesional dan puas terhadap pekerjaannya, akan tetapi konisi pekerjaan masih berpengaruh terhadap konsep profesionalisme diri dan kepuasan keja profesi okupasi terapis di Jakarta.
Saran yang dapat penulis berikan adalah agar instansi tempat kerja profesi ukupasi terapis di Jakarta lebih memeperhatikan desain keja yang benar-benar ergomonmis bagi karyawannya. Bagi peneliti selanjutnya penulis menyaranakan agar (1) metode sampel yang digunakan agar lebih terspsifikasi agar mampu mewakili responden secara lebih akurat. (2) kuesioner sebaiknya disampikan secara langsung kepada responden agar responden lebih memahami tujuan dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.(3) sebaiknya menggunakan sampel umur yang lebih luas agar benar-benar mewakili populasi profesi okupasi terapis.Dan melihat kekurangan yang ada pada penelitian ini,agar memperoleh hasil yang lebih baik.