;

Abstrak


Kajian Dekonstrusionisme dan Nilai Pendidikan Karakter Novel Tak Sempurna Karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2black


Oleh :
Khairulanam - S841402021 - Fak. KIP

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dekonstruksi pemakaian bahasa, dekonstruksi struktur novel (tema, alur, tokoh, setting, amanat), dekonstruksi gagasan-gagasan (logika), nilai pendidikan karakter, dan relevansi novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2black dengan pembelajaran sastra Indonesia di SMA.
Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan kajian dekonstruksionisme. Sumber data dalam penelitian ini adalah: (1) teks, yaitu novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2black yang diterbitkan oleh Kurniaesa Publishing, Jakarta Selatan pada tahun 2013; (2) penelitian-penelitian terdahulu mengenai dekonstruksi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan; (3) catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian deskripsi dan bagian refleksi, bagian deskripsi merupakan usaha untuk merumuskan objek yang sedang diteliti, sedangkan bagian refleksi merupakan renungan pada saat penelaahan; (4) wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMA Karangpandan, yakni Bapak Drs. Narbuqo Nanang Sunarso, Ibu Dra. Dwi Handayani, dan Ibu Agustin Eka Prasetyawati, S.Pd.. Teknik pengumpulan data novel Tak Sempurna dengan pendekatan dekonstruksi menggunakan teknik non interaktif. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data dan sumber. Triangulasi data yaitu pemeriksaan kebenaran data hasil analisis dengan teks yang terdapat pada novel Tak Sempurna. Misalnya, dalam membahas mengenai dekonstruksionisme dan nilai pendidikan karakter, data yang didapatkan dapat dicek keabsahan kesesuaian dengan teks yang terdapat pada novel Tak Sempurna. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan trianggulasi sumber yakni teknik pemeriksaan kebenaran data hasil analisis dengan mewawancarai sumber yang berbeda yaitu Bapak Drs. Narbuqo Nanang Sunarso, Ibu Dra. Dwi Handayani dan Ibu Agustin Eka Prasetyawati, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri Karangpandan untuk membahas masalah yang sama. Misalnya, untuk menentukan keabsahan kesesuaian penggunaan novel Tak Sempurna sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra Indonesia dilakukan wawancara dengan guru.
Hasil penelitian menunjukkan dominansi oposisi bahasa kotor, umpatan, dan caci maki dibandingkan dengan oposisi bahasa santun. Hal ini dikarenakan kelompok tokoh yang menggunakan bahasa kotor, umpatan, dan caci maki lebih banyak dibandingkan dengan kelompok tokoh yang menggunakan bahasa santun. Kelompok tokoh yang menggunakan bahasa kotor, umpatan dan caci maki, yaitu: pelajar-pelajar SMA Lazuardi dan SMK Citra Bangsa, Guru-guru SMA Lazuardi, dan para Orangtua. Sedangkan pemakaian bahasa santun hanya digunakan oleh sebagian kecil tokoh-tokoh yang dianggap baik dan menjadi panutan seperti
xvii
Bunga, Bu Hilda, dan Pak Musa. Selanjutnya, tokoh senioren dan kakak kelas, serta kakak Goris merupakan tokoh penting dalam novel ini sebab tokoh-tokoh tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter buruk tokoh Rama dan teman-temannya di sekolah. Selain itu tokoh orang tua dan guru yang dominan dalam novel ini adalah orangtua dan guru yang gagal dalam mendidik anak atau siswa sehingga anak atau siswa tidak memiliki karakter yang kuat dalam bersosialisasi dengan lingkungan sosial yang lebih kompleks. Kemudian, hasil penelitian ini juga menemukan bahwa penulis mencoba mendekonstruksi gagasan mengenai pendidikan sebagai jalan menuju kayaraya, hidup bahagia, dan banyak. Lalu mengenai nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam novel ini menunjukkan bahwa tokoh Rama, Andri, Ayah Rama, Bunga, Bu Hilda, Firman, Goris, dan Bram adalah tokoh-tokoh yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter yang mana ditemukan 13 nilai pendidikan karakter dalam novel ini. Dari catatan lapangan hasil wawancara, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menunjukkan kerelevanan novel Tak Sempurna untuk digunakan sebagai materi dan bahan ajar menemukan unsur interinsik dan ekstrinsik novel Indonesia dengan syarat guru ikut masuk mengarahkan siswa kepada hal-hal yang baik untuk dicontoh dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan novel ini berisi hal-hal yang buruk mengenai karakter dan kebudayaan menyimpang.
Simpulan dalam penelitian ini yaitu: (1) terdapat dekonstruksi pemakaian bahasa kotor, umpatan, dan caci maki pada novel Tak Sempurna. Hasil analisis menemukan bahwa pemakaian bahasa kotor, umpatan, dan caci maki dominan digunakan oleh sebagian besar tokoh guru, orang tua, dan pelajar.; (2) terdapat dekonstruksi struktur novel pada novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2black. Dekonstruksi struktur yang ditemukan adalah dekonstruksi pada tokoh. Tokoh-tokoh yang mengalami dekonstruksi antara lain yaitu: tokoh Senioren dan kakak kelas, tokoh Kakak Goris, tokoh orangtua, dan tokoh guru.; (3) terdapat dekonstruksi atas gagasan-gagasan (logika) mengenai sekolah dalam novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2black. Penulis, Fahd Djibran melalui teks dalam novel mencoba mendobrak gagasan-gagasan yang ada dalam masyarakat mengenai sekolah bahwa sekolah bukanlah alat utama bagi seseorang untuk bisa menjadi sukses dan kaya raya.; (4) terdapat 13 nilai pendidikan karakter dalam novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2black, yaitu: bersahabat/komunikatif, mandiri, tahu berterima kasih, tangguh, tabah, santun, sabar, rajin, gigih, empati, keberanian, tanggung jawab, dan kesetiakawanan; (5) novel Tak Sempurna karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2black relevan apabila dijadikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XI karena sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang ada dalam Silabus SMA. Selain itu, novel tersebut cocok digunakan sebagai materi ajar untuk menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Kata kunci: dekonstruksionisme, nilai pendidikan karakter, novel Tak Sempurna
Karya Fahd Djibran dan Bondan Prakoso & Fade2black, pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.