Abstrak


Serat Iskandar (Studi tentang Sastra Politik dan Sikap Politik Satria Jawa Masa Paku Buwana II)


Oleh :
Retno Utami Purbaningrum - K4405033 - Fak. KIP

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Keadaan Mataram masa Pakubuwana II, (2) Intervensi VOC di dalam Kraton Mataram pada masa Pakubuwana II, (3) Sumbangan Serat Iskandar terhadap Sikap Politik Pakubuwana II, (4) Sumbangan Serat Iskandar terhadap Sikap Politik Priyayi Jawa pada masa Pakubuwana II. Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis ada empat tahap kegiatan, yaitu : heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan dalam sumber tertulis yang meliputi serat, buku-buku, majalah dan koran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Analisis data yang digunakan adalah analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasi fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Susuhunan Pakubuwana II (1726-1749) mewarisi kerajaan yang sudah rapuh dan dalam masa pemerintahannya memuncak masalah-masalah yang sudah sejak lama terjadi di Jawa seperti intrik-intrik dengan vasal seperti Madura, pemberontakan Cina, pemberontakan Mas Said dan Mangkubumi, serta suksesi. Masa pemerintahan Pakubuwana II diwarnai dengan terpecahnya elit keraton menjadi pihak yang pro-VOC dan pihak yang anti-VOC; (2) VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) adalah sebuah perusahaan dagang Belanda yang didirikan untuk melakukan perdagangan di wilayah-wilayah yang disebut “Indie” pada 20 Maret 1602. Belanda sukses menjalankan politik kolonial dengan mempelajari dan menggunakan lembaga-lembaga pribumi Divide et impera menjadi motto dan menjadi bagian dari kesuksesan Belanda; (3) Serat Iskandar sebenarnya merupakan alat propaganda politik Ratu Pakubuwana. Serat Iskandar diharapkan menjadi wacana bagi elit-elit kraton yang telah kehilangan etika dan moral politik. Masa pemerintahan, Pakubuwana II sebelum 1742 merupakan usaha kedua untuk menjadikan raja-raja dinasti Mataram menjadi raja-raja yang meniru model sufi. Bencana tahun 1742 tampaknya membuat pengaruh Islamisasi keraton mencapai akhir; (4) Selama masa pemerintahannya, Pakubuwana II lebih didominasi oleh orang-orang kuat di sekitarnya seperti para patih, Danureja, Natakusuma dan Pringgalaya. Selain patih, Demang Urawan, saudara dari Ratu Kencana juga menjadi orang yang berpengaruh dalam keraton. Di luar keraton sendiri terdapat Cakraningrat IV yang merupakan penguasa Madura yang menginginkan Madura menjadi vassal langsung VOC dan sering berseberangan dengan Kartasura.