ABSTRAK Taman Budaya pada dasarnya adalah pusat kesenian, artinya sebuah lokasi yang berisi fasilitas-fasilitas untuk berekspresi seni. Semua fasilitas dari Taman Budaya bisa diakses oleh setiap seniman dan atau kelompok kesenian, juga terbuka pemanfaatannya oleh umum, baik lingkungan pelajar, mahasiswa maupun masyarakat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi konflik antar kelompok seni dalam hal penggunaan fasilitas gedung di Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta sebagai tempat latihan dan bagaimana me-manage konflik-konflik yang terjadi di Taman Budaya Jawa Tengah antar kelompok seni. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Validitas data menggunakan metode triangulasi data Kesimpulan dari penelitian ini adalah seringkali terjadi benturan penggunaan gedung latihan antar kelompok seni yang disebabkan oleh: (a) faktor kelangkaan sumber daya, dan (b) faktor komunikasi. Surat formal persetujuan penggunaan tempat yang telah disediakan oleh petugas pemegang otoritas tidak mampu mencegah terjadinya konflik antar kelompok seni dalam penjadwalan penggunaan gedung. Konfirmasi dengan petugas yang bertanggungjawab menangani peminjaman gedung di Taman Budaya Jawa Tengah tidak mampu mengatasi konflik yang muncul. Konflik-konflik yang terjadi antar kelompok seni diselesaikan melalui: (a) kompromi, supaya mendapat keputusan bersama yang dianggap adil oleh kedua belah pihak; (b) akomodasi, bila ada kegiatan yang lebih penting menurut pihak Taman Budaya Jawa Tengah. Saran dari peneliti untuk mengurangi konfllik yang terjadi antar kelompok seni, sebaiknya petugas yang diberikan tugas menangani peminjaman tempat latihan di Taman Budaya Jawa Tengah harus lebih teliti lagi dalam penataan pembagian jadwal latihan juga penataan arsip-arsip peminjaman tempat latihan. Kata kunci : akomodasi, kelangkaan sumber daya, kompromi, komunikasi