Abstrak


Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp)


Oleh :
Yenni Ernawati - - Fak. Teknik

ABSTRAK RSUD Dr. Soeroto Ngawi merupakan salah satu perusahaan jasa yang menyediakan dan memberi pelayanan yang meliputi berbagai masalah kesehatan . Pelayanan yang diberikan oleh RSUD Dr. Soeroto Ngawi meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayuanan rawat darurat dan pelayanan operasi terhadap pasien. Pada awalnya RSUD Dr. Soeroto Ngawi tersebut masih berupa puskesmas dengan beberapa gedung saja, semakin lama RSUD Dr. Soeroto Ngawi berkembang dan akhirnya diresmikan menjadi sebuah rumah sakit dengan akreditasi C. Walaupun RSUD Dr. Soeroto Ngawi telah memiliki status akreditasi C tetapi masih banyak keadaan fisik dari rumah sakit yang belum sesuai dengan standar fisik yang ada yaitu standar rumah sakit umum tipe C sehingga menyebabkan jarak antar gedung yang terlalu jauh yang dapat menyebabkan terganggunya arus lalu lintas penanganan pasien. Dalam pengaturan gedung tata letak awal penempatan gedungnya terpencar-pencar dan tidak sesuai dengan kedekatan fungsi antar gedung sehingga menyebabkan jarak yang terlalu jauh serta adanya kebutuhan luas gedung yang belum sesuai dengan standar rumah sakit umum tipe C sehingga akan berpengaruh pada performansi pekerja. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan perancangan tata letak ulang ini adalah metode Systematic Layout Planning (SLP). Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan perancangan tata letak ulang adalah melakukan perhitungan luas area yang tersedia dan menentukan panjang lintasan perpindahan pasien dari tata letak awal. Langkah selanjutnya adalah menentukan kebutuhan luas area. Kemudian dilanjutkan dengan membuat Activity Relationship Chart (ARC) dan penyusunan lembar kerja. Selanjutnya adalah pembuatan Activity Allocation Diagram (AAD) dan Activity Relationship Diagram (ARD). Berdasarkan AAD dan ARD diusulkan dua alternative. Setelah itu menentukan alternative usulan. Dari alternatif tersebut menentukan panjang lintasan perpindahan pasien. Alternatif terbaik adalah alternatif satu dengan total panjang lintasan perpindahan pasien antara 112- 331 m2 yang lebih baik dari alternatif 2 dengan dengan total panjang lintasan perpindahan pasien antara 177.5 - 495 m2.