;

Abstrak


Optimalisasi Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Usia 6 Bulan Di Kabupaten Probolinggo


Oleh :
Mariani - S021408039 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK

Latar belakang: Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk
meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi. Di Indonesia menyusui
bayi sudah menjadi suatu budaya, namun upaya meningkatkan perilaku ibu
menyusui ASI eksklusif masih diperlukan karena pada kenyataannya praktik
pemberian ASI eksklusif belum dilaksanakan sepenuhnya. Belum optimalnya
pemberian ASI eksklusif ini sangat di sayangkan mengingat pentingnya ASI bagi
bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengeksplorasi dan mendeskripsikan optimalisasi pemberian ASI eksklusif pada
bayi usia 6 bulan di Kabupaten Probolinggo.
Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode studi fenomenologis. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Probolinggo. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling,
dengan informan utama adalah ibu yang memiliki bayi usia 6 bulan di Kabupaten
Probolinggo. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara mendalam, observasi langsung dan analisis dokumen. Validitas
data dalam penelitian ini meliputi triangulasi sumber, trianggulasi metode dan
triangulasi teori. Analisis data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil: Persepsi dan sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sebagian besar
yaitu memberikan ASI setelah bayi baru lahir sampai usia 6 bulan, pernah
memberikan makanan selain ASI sebelum usia 6 bulan. Norma dan nilai budaya
masyarakat setempat terhadap pemberian ASI esklusif meliputi puting susu pecah
tidak boleh menyusui karena bayi bisa meninggal, lama tidak menyusui ASI bisa
basi, bayi yang menangis terus tanda masih lapar. Hambatan program kelompok
pendukung ASI meliputi Kesadaran masyarakat masih kurang, banyak ibu
bekerja, faktor mertua/orang tua dan budaya masyarakat. Keberhasilan program
kelompok pendukung ASI yaitu cakupan ASI meningkat 10-20% (40% menjadi
50%) dan banyak ibu yang sadar ASI.
Kesimpulan: Pemberian ASI eksklusif masih belum optimal, hal ini disebabkan
karena persepsi dan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif masih kurang tepat,
norma dan nilai budaya masyarakat yang masih kental, program kelompok
pendukung ASI belum berjalan optimal. Sehingga perlu ditingkatkan lagi
pemberian informasi dan edukasi tentang pemberian ASI eksklusif dimasyarakat,
membudayakan pemberian ASI eksklusif, dan mengoptimalkan kegiatan
kelompok pendukung ASI serta meningkatkan komitmen ibu dalam memberikan
ASI eksklusif.


Kata Kunci : Optimalisasi, ASI eksklusif