Abstrak


Optimalisasi Situs Candi Sukuh dan Candi Cetho dalam Pengembangan Pariwisata


Oleh :
Siti Nurul Hidayati - K4402040 - Fak. KIP

ABSTRAK OPTIMALISASI SITUS CANDI SUKUH DAN CANDI CETHO DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) deskripsi wilayah obyek wisata Candi Sukuh dan Candi Cetho, (2) latar belakang sejarah Candi Sukuh dan Candi Cetho, (3) upaya pengembangan dan pelestarian yang dilakukan oleh Pemerintah daerah Tingkat II Kabupaten Karanganyar terhadap Candi Sukuh dan Candi Cetho, (4) manfaat pengembangan dan pelestarian Candi Sukuh dan Candi Cetho terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografis. Sumber data dalam penelitian ini adalah dari informan, sumber tempat, sumber gambar, serta sumber yang berupa dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara, observasi berperan aktif, serta analisis dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan snow-ball sampling. Validitas data yang digunakan adalah teknik trianggulasi data dan teknik trianggulasi metode. Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan model analisis interaktif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Candi Sukuh yang terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar merupakan bangunan yang memiliki tiga bidang halaman yang membujur dari arah Timur ke Barat, dengan pintu masuk di sebelah Barat. Pada teras ketiga merupakan teras yang paling suci, karena terdapat bangunan candi yang berbentuk piramid terpotong. Sementara Candi Cetho yang terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, memiliki 13 teras yang disusun berderet dari arah Barat ke Timur, dengan teras paling akhir berada paling Timur merupakan teras yang paling suci; (2) Candi Sukuh yang merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan dibangun pada abad ke 15 Masehi ini memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi religi, di mana digunakan sebagai tempat upacara ruwatan, fungsi pendidikan dan fungsi pariwisata. Pembangunan Candi Cetho dilatarbelakangi oleh tiga aspek, yaitu aspek politik, aspek sosial, dan aspek agama. Seperti halnya Candi Sukuh, keberadaan Candi Cetho juga memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi religi, fungsi pendidikan dan fungsi pariwisata; (3) Upaya pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar terhadap Candi Sukuh dan Candi Cetho adalah melalui pemberdayaan masyarakat di sekitar obyek wisata Candi Sukuh dan Candi Cetho agar mengenal industri pariwisata, peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang keberadaan obyek wisata Candi Sukuh dan Candi Cetho, pemilihan duta wisata, pembuatan leaflet tentang Candi Sukuh dan candi Cetho, serta dengan penyelenggaraan pagelaran budaya di Candi Sukuh dan Candi Cetho. Upaya pelestarian terhadap Candi Sukuh dan Candi Cetho yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah yang berada di Prambanan, meliputi dua tahap yaitu tahap pelestarian fisik, antara lain dengan upaya renovasi bangunan yang sudah rusak dan pembersihan bangunan candi dengan cairan kimia, sedangkan tahap pelestarian non fisik adalah dengan upaya perlindungan dari segi hukum; (4) Dampak sosial dari pengembangan dan pelestarian Candi Sukuh dan Candi Cetho terhadap masyarakat di sekitar adalah meningkatnya solidaritas dan semakin eratnya persaudaraan antar warga ketika mereka bersama-sama melihat pagelaran budaya. Dampak ekonomi dari pengembangan dan pelestarian Candi Sukuh dan Candi Cetho adalah memacu kreatifitas penduduk desa dalam memanfaatkan potensi yang dimiliki daerahnya untuk mencari penghasilan tambahan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.