Abstrak


Ambivalensi Kaum Syi’ah Irak terhadap Tumbangnya Rezim Saddam Hussein Tahun 1991-2003


Oleh :
Kokok Riawati - K4402030 - Fak. KIP

ABSTRAK AMBIVALENSI KAUM SYI’AH IRAK TERHADAP TUMBANGNYA REZIM SADDAM HUSSEIN TAHUN 1991-2003. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) awal tumbuhnya kaum Syi’ah di dunia, (2) kehidupan kaum Syi’ah di Irak, (3) peranan kaum Syi’ah Irak dalam politik Irak, (4) peranan kaum Syi’ah Irak terhadap tumbangnya rezim Saddam Hussein tahun 1991-2003. Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis primer dan sumber tertulis sekunder yang berupa buku-buku dan surat kabar yang relevan dengan masalah penelitian. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik studi pustaka, dengan menggunakan sistem kartu atau katalog dan memanfaatkan internet. Teknik analisis data mempergunakan analisis historis, yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dan kepekaan dalam menginterprestasikan data sejarah, dengan pendekatan kerangka teoritik yang berasal dari ilmu sejarah dan ilmu sosial, yaitu dengan pendekatan ilmu Antropologi, Politik dan Sosiologi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Kelompok Syi’ah adalah pengikut kelompok Ali, yang muncul setelah wafatnya nabi Muhammad SAW. Syi’ah berkembang pesat pada masa dinasti Shafawi yang melahirkan negara Iran modern dan memperluaskan pengaruhnya ke beberapa negara. Syi’ah Iran berbeda dengan Syi’ah Irak. Syi’ah Irak lahir sekitar abad 19 yang lahir setelah kabilah-kabilah Arab mulai menetap dan mengusahakan pertanian, sehingga kaum Syi’ah Irak ini secara etnis adalah Arab, sedangkan Syi’ah Iran adalah Persia; (2) Kehidupan kaum Syiah Irak dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik termasuk tertinggal bila dibandingkan dengan kelompok lain di Irak (Sunni); (3) Peranan kaum Syi’ah Irak pada masa sebelum partai Ba’ath berkuasa punya andil yang cukup baik dalam perpolitikan di Irak, tetapi setelah partai Ba’ath (Saddam Hussein) berkuasa kaum Syi’ah Irak mulai terpinggirkan dari kancah politik dan pemerintahan, bahkan sering mendapat tekanan dari pemerintah; (4) Peran kaum Syi’ah terhadap tumbangnya Saddam Hussein dapat dilihat dari peran mereka sebagai oposisi pemerintah dan melakukan pemberontakan pada tahun 1991, namun tumbangnya rezim Saddam Hussein pada tahun 2003 oleh serangan militer Amerika Serikat tidak mendapatkan respon yang baik dari kaum Syi’ah Irak karena mereka menginginkan tumbangnya Saddam Hussein (partai Ba’ath) adalah dengan kekuatan mereka sendiri bukan campur tangan asing yang sedikit banyak telah memporak-porandakan beberapa kota suci kaum Syi’ah. Di sisi lain tumbangnya Saddam Hussein menjadikan kaum Syi’ah Irak mendapatkan peran yang bagus dalam pemerintahan