Abstrak


Analisis pengendalian kualitas rokok clas mild pada tahap proses mesin maker, packer dan wrapper di departemen produksi sigaret kretek mesin (skm) pada PT Nojorono tobacco international di Kudus


Oleh :
Tri Haryanti - F1204297 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS ROKOK CLAS MILD PADA TAHAP PROSES MESIN MAKER, PACKER DAN WRAPPER DI DEPARTEMEN PRODUKSI SIGARET KRETEK MESIN (SKM) PADA PT NOJORONO TOBACCO INTERNATIONAL DI KUDUS Pengawasan produk pada tahap proses produksi sangat diperlukan, agar menghasilkan produk jadi yang berkualitas. Hal ini berguna dalam menjaga kepuasan dan kepercayaan konsumen. Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah apakah pemrosesan produk pada tahap proses mesin maker dalam proses produksi rokok batangan masih dalam batas pengendalian kualitas, apakah pemrosesan produk pada tahap proses mesin packer dalam proses produksi pengepakan rokok masih dalam batas pengendalian kualitas, apakah pemrosesan produk pada tahap proses mesin wrapper dalam proses produksi pembungkusan pak rokok dengan OPP dan pemberian tear tape masih dalam batas pengendalian kualitas, dan faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab kerusakan produk apabila dilihat dari pemakaian bahan baku yang digunakan pada tahap proses produksinya. Sejalan dengan masalah tersebut maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis data yaitu pertama, metode analisis p-chart yang digunakan untuk mengetahui kerusakan produk masih dalam batas pengendalian kualitas atau tidak. Kedua, diagram pareto yang digunakan untuk menggambarkan perbandingan jenis-jenis kerusakan yang terjadi, dalam hal ini dilihat dalam pemakaian bahan baku yang digunakan pada mesin maker. Ketiga, diagram sebab-akibat yang digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan produk dan penyebab kerusakannya pada pemakaian bahan baku yang digunakan pada mesin maker. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode analisis p-chart pada mesin maker, packer dan wrapper pelaksanaan pengendalian kualitas di PT Nojorono kurang optimal, pada mesin maker terdapat enam kali proporsi kerusakan produk berada diluar batas pengendalian. Proporsi kerusakan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 1.2%. Pada mesin packer terdapat lima kali proporsi kerusakan produk yang berada diluar batas pengendalian. Proporsi kerusakan tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 0.7%, sedangkan pada mesin wrapper terdapat lima kali proporsi kerusakan produk yang berada diluar batas pengendalian. Proporsi kerusakan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 0.46%. Selanjutnya dengan menggunakan diagram pareto diketahui bahwa jenis kerusakan dilihat dari pemakaian bahan baku yang digunakan pada mesin maker dari bulan Januari hingga Desember 2005 kerusakan paling tinggi disebabkan oleh bahan baku cigarette paper sebesar 56%. Berdasarkan diagram sebab-akibat dapat disimpulkan bahwa kerusakan tembakau disebabkan karena : kepadatan tembakau tidak rata, kelembaban tembakau kurang dari 12.8% atau sering berubah-ubah dan tembakau kering, serta cowong atau gembos. Kerusakan CTP (corktipping) disebabkan karena : panjang CTP tidak sama, ploy/keriput/flogging, berlubang/koyak/sobek/berongga, kotor (bekas lem, noda, minyak dan tembakau), kualitas logo dan kesejajaran ring jelek, perforasinya kena lem, perforasinya terbuka dan lem tidak rata. Kerusakan cigarette paper disebabkan karena : panjang cigarette paper tidak sama, potongan tidak rata/miring, kotor (bekas lem, kena noda, minyak dan tembakau), Naad tidak melekat/pecah, dan berlubang/koyak/sobek. Kerusakan filter rod disebabkan karena : filter rod gembos/oval, kotor, terkontaminasi/kena noda, potongannya miring/koyak/sobek, serta pecah/berongga dan berlubang. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut : Perlu adanya pengawasan yang lebih ketat terhadap mesin maker khususnya pada bagian setting mesin yang memproduksi rokok batangan pada tahap penggabungan cigarette paper dengan tambakau yang mengakibatkan banyak kerusakan. Perlu adanya standarisasi terhadap jumlah produk rusak dari hasil proses produksi yang masih bisa ditolerir perusahaan untuk mengoptimalkan proses produksi dan mengefisiensikan biaya. Supaya bahan baku tembakau tetap terjaga kualitas kelembabannya sebaiknya perusahaan membuat tempat pengolahan tembakau dekat dengan tempat untuk proses produksi sehingga dapat mencegah kerusakan produksi. Pengecekan ulang pada bahan baku (CTP, filter rod dan cigarette paper) setiap saat baik secara visual maupun fisik agar saat ditempatkan pada komponen mesin, bahan baku benar-benar mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi standar perusahaan. Membersihkan sisa-sisa bahan baku yang tertinggal dalam komponen mesin dengan kuas pembersih saat mesin berhenti, sehingga pada waktu proses produksi berlangsung kembali mesin siap beroperasi secara optimal.