;

Abstrak


Pengaruh Pemberian 1,25 Dihydroxyvitamin D (Calcitriol) Terhadap Kadar Fibroblast Growth Factor-23 Dan Albuminuria Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium V Yang Menjalani Hemodialisis


Oleh :
Intan Herlina - S961008007 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK

Penyakit ginjal kronik merupakan penyakit yang banyak dijumpai mencapai 29,1% dari populasi dengan berbagai faktor resiko seperti hipertensi, diabetes, proteinuria. Penyakit ginjal kronik mempunyai resiko 10-30 lebih besar terjadi kematian karena penyakit kardiovaskuler dibandingkan karena gagal ginjal.
Fibroblast Growth Factor-23 sebagai faktor endokrin, mempunyai dua fungsi fisiologis: 1). Memberikan sinyal phosphaturic yang berasal dari tulang untuk mengkoordinasikan fluks fosfat pada tulang karena perubahan pergantian tulang dan mineralisasi dengan fosfat di ginjal 2). Sebagai hormon counter regulatori untuk melindungi paparan vitamin D berlebihan dengan penekanan Fibroblast Growth Factor-23 dimediasi produksi Calcitriol dan peningkatan katabolisme oleh ginjal. Albuminuria sebagai marker disfungsi endotel pada pembuluh darah baik pada ginjal, jantung koroner dan serebral.
Penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik disertai dengan penurunan produksi 1,25-dihydroxyvitamin D (Calcitriol), menyebabkan beberapa efek samping seperti gangguan pada homeostasis mineral tulang dan hormon paratiroid, kalsifikasi ekstraskeletal, terganggunya fungsi biologi multiorgan. Pemberian 1,25-dihydroxyvitamin D (Calcitriol) memodulasi respon imun dan diferensiasi sel, mencegah nefrosklerosis, memperlambat progresivitas penyakit ginjal kronik melalui efek anti inflamasi dan anti proliferatifnya.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pemberian 1,25 Dihydroxy vitamin D (Calcitriol) dapat menurunkan kadar Fibroblas Growth Factor-23 dan proteinuria pada pasien penyakit ginjal kronik stadium V yang menjalani hemodialisis.
Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan randomisasi, subyek 30 orang, dibagi dalam dua kelompok sampel, kelompok plasebo 15 orang dan kelompok perlakuan 15 orang. Dalam perjalanan, kelompok placebo drop out 4 pasien karena keluarga pasien tidak menyetujui untuk melanjutkan penelitian dan satu lagi mengalami perburukan, sehingga jumlah sampel menjadi 26 orang, terbagi menjadi kelompok placebo sebanyak 11 orang yang diberi placebo dan kelompok perlakuan 15 orang diberi calcitriol 1x0,5 μg peroral selama 4 minggu. Karakteristik penelitian yang berupa variabel kualitatif, uji homogenitas dilakukan menggunakan uji Chi Square. Uji beda dua rerata
x
menggunakan uji parametrik (uji t) jika data variabel berdistribusi normal atau uji non parametrik (Mann-Whitney/ Wilcoxon Signed Rank Test; p<0,005).
Hasil Penelitian menunjukkan pada kelompok plasebo (n=11) ; Kadar Fibroblast Growth Factor-23 sebelum dan sesudah perlakuan (876,24±795,93 RU/mL vs 1235,69±791,71 RU/mL; p=0,317) dan Albuminuria (72,30±195,06 μg/mg vs 320,14±208,90 μg/mg; p=0,001). Pada kelompok perlakuan (n=15); Kadar FGF-23 sebelum dan sesudah perlakuan (1.210,96±845,97 RU/mL vs 612,33±487,32 RU/mL; p=0,002) dan Albuminuria (206,63,14±327,25 μg/mg vs 192,89±316,00 μg/mg; p=0,001). Terdapat perbedaan yang bermakna pada selisih rata-rata kadar FGF-23 (Delta-FGF-23) sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok Placebo vs kelompok perlakuan (-359,45±560,23 RU/mL vs 598,63±608,27 RU/mL; p=0,001) dan selisih rata-rata Albuminuria (Delta-albuminuria) sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok placebo vs kelompok perlakuan (-247,84±189,48 μg/mg vs 13,73±23,15 μg/mg; p=0,001).
Penelitian ini menyimpulkan pemberian suplementasi 1,25 Dihydroxy vitamin D (calcitriol) menurunkan kadar Fibroblast Growth Factor-23 dan albuminuria secara bermakna pada pasien penyakit ginjal kronik stadium V yang menjalani hemodialisis.

Kata Kunci : Penyakit ginjal kronik