Abstrak


Studi Fenomologi : Eksistensi Diri pada Penyandang Tuna Daksa Dewasa Awal Akibat Kecelakaan


Oleh :
Raiza Noor Pratiwi - G0111071 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK

Kecelakaan menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami perubahan fisik
yang cepat dan signifikan, hingga menyebabkan hambatan pada tulang, otot, dan
sendi dalam fungsinya yang normal atau disebut dengan tuna daksa. Perubahan
kondisi fisik yang kini dialami penyandang tuna daksa, memberikan dampak pada
individu baik secara internal maupun eksternal, bahkan ketika memasuki usia dewasa
awal dimana cara individu membangun citra diri dan merepresentasikan diri menjadi
permasalahan yang semakin krusial karena seseorang akan dihadapkan pada polapola
hidup
baru

yang menuntut tanggung jawab pribadi, kemandirian, serta berbagai
tuntutan interaksional. Oleh karena itu, penting bagi penyandang tuna daksa dewasa
awal akibat kecelakaan untuk memaknai keberadaan dirinya dengan potensi-potensi
yang dimiliki untuk mendapatkan kehidupan yang bermakna atau disebut dengan
eksistensi diri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan proses pencapaian
eksistensi diri pada penyandang tuna daksa dewasa awal akibat kecelakaan. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi fenomenologi. Subjek
penelitian ini adalah penyandang tuna daksa dewasa awal akibat kecelakaan
berjumlah 2 orang, dengan kriteria: 1) kecelakaan terjadi minimal 5 tahun dari proses
pengambilan data, 2) terdapat perubahan fisik yang signifikan, 3) berusia dewasa
awal (20-40 tahun), dan 4) belum menikah. Penelitian ini menggunakan metode
purpossive sampling dalam melakukan pengambilan sampel. Metode pengumpul data
yang digunakan adalah riwayat hidup, wawancara dan observasi.
commit to user
 
Hasil penelitian menggambarkan bahwa dalam proses pencapaian eksistensi
diri, subjek 1 masih berada dalam tahap pertama (perception), yakni bahwa makna
kehidupan bagi subjek 1 adalah untuk berbagi dengan orang-orang di sekitarnya,
namun demikian saat ini cenderung stagnan (tidak bergerak untuk mengisi hidup
sesuai makna hidupnya) karena terpaku pada harapan bahwa kondisinya bisa berubah
seperti sedia kala. Berbeda dengan subjek 2 yang sudah berada di tahap ketiga
(freedom), yakni bisa berguna bagi orang lain di sekitarnya menjadi arah tujuan hidup
bagi individu, bahkan ketika orang-orang yang sedang diperjuangkan bersikap keras
kepadanya. Subjek 2 tetap berusaha untuk memenuhi eksistensi diri dengan berbagai
cara yang dilakukan demi mewujudkan tujuan hidupnya, meski dengan berbagai
kesulitan yang harus dihadapi yang justru banyak muncul dari keluarga.

Kata Kunci : Tuna Daksa Akibat Kecelakaan, Eksistensi Diri, Usia Dewasa Awal