Abstrak


Hubungan Keterlambatan Pasien dalam Diagnosis TB Paru dengan Jarak Rumah dan Status Pekerjaan di Fasilitas Kesehatan Rujukan (BBKPM) Surakarta


Oleh :
Les Yasin - G0012244 - Fak. Kedokteran

akibat penyakit infeksi di dunia, dengan angka insidensi dan prevalensi kasus
masih tinggi di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Diagnosis dini
kasus TB baru merupakan kunci program pengendalian TB. Keterlambatan pasien
dalam diagnosis TB paru masih menjadi masalah yang diantaranya disebabkan
oleh faktor jarak rumah dan status pekerjaan sebagai faktor resiko. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan keterlambatan pasien dalam diagnosis TB
paru dengan jarak rumah dan status pekerjaan di BBKPM Surakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
observasional analitik untuk mengetahui hubungan antara varaibel dengan
rancangan studi potong lintang (cross sectional). Sebanyak 66 subjek penelitian
yang dipilih dengan consecutive sampling adalah pasien TB paru kasus baru yang
berobat di BBKPM Surakarta. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara
langsung kepada pasien dengan berpedoman pada kuesioner. Data hasil penelitian
dianalisis menggunakan model regresi logistic diolah dengan Statistical Product
and Service Solution (SPSS) 20.00 for Windows.
Hasil Penelitian: Dari total 66 sampel, diperoleh sampel dengan status bekerja 45
orang dan sampel berstatus tidak bekerja berjumlah 21 orang. Sampel dengan
jarak rumah jauh sebanyak 38 orang dan sampel dengan jarak rumah dekat
sebanyak 28 orang. Sampel yang mengalami keterlambatan jumlahnya 34 orang
dan tidak mengalami keterlambatan berjumlah 32 orang. Jarak rumah jauh
berpengaruh terhadap terjadinya keterlambatan pasien. Pasien berjarak rumah jauh
rata-rata berkunjung untuk pertama kali ke fasilitas kesehatan 0,427 kali lebih
lambat dibandingkan berjarak rumah dekat (b : -.852; CI 95% 0,154 s/d 1,180 ; p
= 0,101). Status pekerjaan berpengaruh terhadap terjadinya keterlamabtan pasien.
Pasien berstatus bekerja rata-rata berkunjung untuk pertama kali ke fasilitas
kesehatan 0,595 kali lebih lambat dibandingkan dengan pasien berstatus tidak
bekerja (b: -.519; CI 95% 0,201 s/d 1,761; p = 0,348).
Simpulan Penelitian: Ada hubungan antara keterlambatan pasien dalam
diagnosis TB paru dengan jarak rumah dan status pekerjaan di fasilitas kesehatan
rujukan (BBKPM) Surakarta.
Kata Kunci: jarak rumah, status pekerjaan, keterlambatan pasien TB paru