ABSTRAK Tujuan penelitian ini secara umum adalah mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dalam cerpen Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam. Adapun tujuan khusus penelitian antara lain: (1) mendeskripsikan persamaan dan perbedaan perwatakan tokoh wanita dalam cerpen Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam; (2) mendeskripsikan nilai edukatif dalam cerpen Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam ditinjau dari sudut kajian intertekstualitas. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode penelitian analisis isi (content analysis) dan menggunakan pendekatan strukturalisme dan intertekstualitas. Sumber data penelitian ini berupa cerpen Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam yang diterbitkan dalam satu buku berjudul Sri Sumarah dan Cerita Pendek Lainnya oleh penerbit Pustaka Jaya tahun 1986. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis dokumen. Dalam penelitian ini validitas data diperoleh melalui triangulasi teori. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis jalinan atau mengalir (flow model of analysis) dengan tiga komponen utama antara lain reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa tokoh utama wanita dalam cerpen Sri Sumarah dan Bawuk memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal perwatakan baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Persamaannya, keduanya sama-sama wanita berwajah cantik, menarik, bertubuh langsing, sehat, segar, dan sintal; bersifat penyayang serta peduli pada anak; memiliki perasaan yang peka; sama-sama keturunan priyayi; dan pernah mengenyam pendidikan. Perbedaanya, Sri berusia hampir setengah abad; bersuara merdu; gaya bicaranya halus dan sopan; serta suka berpakaian kebaya. Sedangkan Bawuk berusia 35 tahun; gaya bicaranya bebas, banyak bicara, dan penuh humor; serta tidak lagi memakai kebaya. Secara psikis, Sri bersifat sumarah; amanat; jujur; memiliki tekad yang kuat; tidak mudah putus asa; tegar; patuh; memiliki keahlian menyanyikan tembang Jawa dan memijit. Sedangkan Bawuk bersifat ceria; bersemangat tinggi; penuh vitalitas dan optimisme; pandai berbicara dengan kata-kata bijak; cerdas; disiplin dan mandiri; memiliki kecenderungan ‘bohemian’; dan tidak membeda-bedakan. Secara sosial, Sri dari keluarga miskin; pendidikannya sampai tingkat SKP; bersuamikan guru; memiliki seorang anak; dan bekerja sebagai tukang pijit. Sedangkan Bawuk dari keluarga kaya; ia berpendidikan europeesch; bersuamikan tokoh PKI; memiliki dua anak; dan ikut organisasi Gerwani. Selain perwatakan, nilai edukatif dalam kedua cerpen yang ditinjau secara intertekstualitas juga memiliki persamaan dan perbedaan. Nilai edukatif tersebut diantaranya nilai religi/agama, nilai sosial, nilai etika/moral, dan nilai estetika.