;

Abstrak


Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Peer Tutoring dan Teams Games Tournament (TGT) Dengan Teknik Talking Chipsterhadap Prestasi dan Minat Belajar Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri Kota Surabaya


Oleh :
Sarah Wahyu Susanti - S851502022 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik,  model pembelajaran kooperatif tipe Peer Tutoringatau Teams Games Tournament (TGT) dengan teknik Talking Chips; (2) manakah yang memberikan minat belajar matematika lebih baik,  model pembelajaran kooperatif tipe Peer Tutoringatau Teams Games Tournament (TGT) dengan teknik Talking Chips; (3) manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, auditorial, atau visual; (4) Manakah yang mempunyai minat belajar lebih baik, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, auditorial, atau visual; (5) pada masing-masing tipe model pembelajaran, manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, auditorial, atau visual; (6) pada masing-masing tipe model pembelajaran, manakah yang mempunyai minat belajar matematika lebih baik, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, auditorial, atau visual; (7) pada masing-masing tipe gaya belajar, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe Peer Tutoringatau Teams Games Tournament (TGT) dengan teknik Talking Chips; (8) pada masing-masing tipe gaya belajar, manakah yang memberikanminat belajar matematika lebih baik,siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe Peer Tutoringatau Teams Games Tournament (TGT) dengan teknik Talking Chips.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri Kota Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Cluster Random Sampling dan diperoleh sampel sebanyak 223 siswa dengan rincian 112 siswa pada kelas eksperimen satu dan 111 siswa pada kelas eksperimen dua. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar matematika, angket minat belajar, dan angket gaya belajar siswa Uji coba instrumen tes meliputi validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Uji coba instrumen angket dan alat ukur meliputi validitas isi, konsistensi internal, dan reliabilitas. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas multivariat menggunakan nilai jarak kuadrat (d2) dan uji homogenitas variansi-kovariansi menggunakan uji Box’s-M. Uji keseimbangan kedua kelompok eksperimen menggunakan statistik Hotelling’s T 2. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi multivariat dua jalan dengan sel tak sama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) siswa yang dikenai model pembelajaran TGT-TC mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran peer tutoring;(2) siswa yang dikenai model pembelajaran 

peer tutoring mempunyai minat belajar lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran TGT-TC; (3)             siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik mempunya prestasi belajar sama baiknya dengan siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, serta siswa yang memiliki gaya belajar auditorial mempunya prestasi belajar lebih baik daripada siswa yang memiliki gaya belajar visual; (4) siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik mempunya minat belajar sama baiknya dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual, serta siswa yang memiliki gaya belajar visual mempunyai minat belajar lebih baik daripada siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial; (5) pada masing-masing model pembelajaran, baik pada model pembelajaran peer tutoring maupun model pembelajaran TGT-TC, diperoleh siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik mempunyai prestasi belajar sama baiknya dengan siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, serta siswa di kelompok auditorial mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa yang memiliki gaya belajar visual; (6)pada masing-masing model pembelajaran, baik pada model pembelajaran peer tutoring maupun model pembelajaran TGT-TC, diperoleh siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik mempunyai minat belajar sama baiknya dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual, serta siswa yang memiliki gaya belajar visual mempunyai minat lebih baik daripada siswa yang memiliki gaya belajar auditorial; (7) pada masing-masing tipe gaya belajar, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif TGT-TC memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif peer tutoring; (8) Pada masing-masing tipe gaya belajar, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe peer tutoring memberikanminat belajar lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran TGT-TC.

Kata Kunci : Peer Tutoring, TGT, Talking Chips, prestasi belajar matematika, dan minat belajar.