ABSTRAK Inovasi berbasis internet kini dimanfaatkan sebagai sarana untuk melaksanakan program pemerintah termasuk dalam dunia pendidikan. Melalui aplikasi internet, pemerintah meluncurkan program Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang bertujuan untuk menyediakan akses buku murah dan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, baik pendidik maupun peserta didik. Keberadaan BSE sebagai sebuah gagasan baru atau inovasi dalam pengadaan buku merupakan alternatif bagi guru dalam memperoleh buku pelajaran. Dalam proses keputusan inovasi digambarkan bagaimana proses sejak guru mengetahui program BSE, menginternalisasi hingga mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses keputusan inovasi program Buku Sekolah Elektronik di kalangan guru SMA Negeri 4 Surakarta. Penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif dengan in depth interview sebagai komponen primer dalam pengumpulan data. Adapun langkah-langkah analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Secara garis besar hasil penelitian proses keputusan inovasi program BSE di kalangan guru SMA Negeri 4 Surakarta adalah pada tahap pengenalan (1) Guru memperoleh pengetahuan kesadaran terhadap BSE diperoleh melalui informasi yang mereka dapat dari media massa. (2) Selektivitas dan konsep diri mempengaruhi pengetahuan guru terhadap BSE. Pada tahap persuasi (1) Melalui saluran komunikasi interpersonal para guru menginternalisasi pesan yang mereka peroleh dari media massa dengan membicarakan BSE. BSE dipandang memiliki resiko subyektif bagi guru yang tidak bisa menggunakan internet.(2) Persepsi guru terhadap lima sifat inovasi yaitu keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas,observabilitas membentuk sikap guru terhadap BSE. Pada tahap keputusan sikap guru terlihat dalam keputusan yang diambil yaitu penolakan atau tidak mengadopsi BSE. Terdapat dua jenis penolakan yaitu penolakan yang didasari oleh hambatan psikologis dan penolakan berdasarkan persepsi guru terhadap kelima sifat inovasi dan. Pada tahap konfirmasi, argumen ketidaefektifan BSE dari segi biaya dan kualitasnya mengukuhkan keputusan guru untuk tidak mengadopsi BSE dan minimnya penguasaan internet menjadi argumen penguat di kalangan guru yang tidak bisa mengoperasikan internet.