;

Abstrak


Reproduksi Ada’ Tuho di Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene Propinsi Sulawesi Barat


Oleh :
Muhammad - S254108008 - Sekolah Pascasarjana

Ada’ Tuho sebagai salah satu bentuk aturan adat yang ada di Kecamatan Ulumanda dalam pelaksanaannya banyak diabaikan oleh sebagian besar masyarakat, namun beberapa aktor seperti kelompok Forum Studi Pengembangan Ada’ Tuho (FORSPAT), kelompok Pemangku Adat Ada’ Tuho, dan kelompok Pamaretta berupaya melestarikan kembali melalui reproduksi Ada’ Tuho. Penelitian ini bertujuan menganalisis reproduksi Ada’ Tuho di Kecamatan Ulumanda dengan teori Pierre Bourdieu dengan habitus, modal, ranah dan praktik sebagai komponen teoritisnya.

Penelitian ini merupakan studi kasus tunggal. Data bersumber dari informasi yang diperoleh langsung dari informan, studi pustaka, dokumen tertulis, arsip dan data visual. Teknik  pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan dipilih secara snowball. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Data dianalisis dengan analisis model interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam reproduksi Ada’ Tuho di Kecamatan Ulumanda terdapat hubungan antara aktor dan struktur yang dijelaskan melalui habitus, modal, dan arena untuk menggambarkan perjuangan aktor dalam memperoleh posisi pada ruang sosial. Arena Ada’ Tuho di dalamnya terdapat empat ranah   yaitu   pernikahan,   pertanian,   upacara   kematian,   dan   aturan   hukum kemanusiaan.   Para   aktor   yang   terdiri   dari   kelompok   FORSPAT,   kelompok Pemangku   Adat   Ada’   Tuho   dan   kelompok   Pamaretta   dalam   aktivitasnya membentuk berbagai habitus. Kelompok FORSPAT membentuk habitus monitoring, habitus sosialisasi, habitus evaluasi, dan habitus aksi. Kelompok Pemangku Adat Ada’ Tuho membentuk habitus massoro,   habitus Sumemba’, habitus saputanga barata, dan habitus Mambicarai. Kelopok Pamaretta membentuk habitus Tosule, habitus monitoring dan habitus Mambicarai. Dengan modal berupa modal ekonomi, modal budaya, modal simbolik, dan modal sosial para aktor tersebut mereproduksi Ada’ Tuho dalam berbagai bentuk pelaksanaan tradisi Ada’ Tuho di ranah pernikahan, pertanian, upacara kematian, dan aturan hukum kemanusiaan. Berbagai modal tersebut tentunya dapat mendukung serta dapat juga menghambat pelestarian Ada’ Tuho di Ulumanda.

Kata kunci: Reproduksi, Ada’ Tuho, Habitus, Modal, Arena.