Abstrak


Pengembangan Kurva Kerapuhan Berbasis Incremental Dynamic Analysis Untuk Evaluasi Kinerja Seismik Jembatan Rangka Baja


Oleh :
Dean Hadi Wardana - I0112026 - Fak. Teknik

Dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi sangat luas. Salah satunya adalah
kegagalan pada infrastruktur jembatan. Untuk mengantisipasi kegagalan tersebut
dibutuhkan suatu parameter serta metode untuk mengevaluasi kinerja seismik dari
struktur. Kurva kerapuhan merupakan parameter kinerja seismik yang cukup baik
untuk mengevaluasi suatu struktur khususnya jembatan. Metode yang digunakan
untuk membentuk kurva kerapuhan adalah incremental dynamic analysis yang
menggunakan analisis riwayat waktu yang dilakukan secara increment.
Penelitian ini menggunakan jembatan rangka baja hypothetic 1 span dengan
panjang 80m yang dimodelkan dalam bentuk 3D. Beban gravitasi dihitung
berdasarkan SNI T-03-2005 tentang perencanaan struktur baja untuk jembatan.
Beban gempa menggunakan 12 ground motion records yang disesuaikan dengan
target respon spektra daerah Semarang. Analisis dilakukan secara dinamis dengan
menjalankan analisis riwayat waktu. Setiap ground motion records dianalisis secara
increment hingga struktur collapse. Hasil analisis berupa 12 kurva IDA yang
menggambarkan perilaku linier dan nonlinier struktur pada arah x dan y.
Kurva kerapuhan berupa fungsi probabilistik dianalisis berdasarkan 12 kurva IDA
pada arah x dan y dengan menggunakan tingkat kerusakan berdasarkan definisi
Hazus (slight, moderate, extensive dan complete). Aleatory randomness dan
epistemic uncertainty digunakan untuk menghitung ketidakpastian total dari fungsi
probabilistik kurva kerapuhan. Berdasarkan kurva kerapuhan pada arah x dan y,
kerusakan struktur jembatan rangka baja untuk tiap batas kerusakan pada arah
sumbu x lebih besar daripada arah y. Hal ini menunjukkan bahwa arah x lebih rapuh
daripada arah y. Probabilitas kerusakan complete damage struktur jembatan rangka
baja mencapai 100% jika terjadi gempa dengan PGA sebesar 4 g untuk arah x dan
6,2 g untuk arah y. Namun dalam kenyataan, probabilitas terjadinya gempa dengan
PGA lebih dari 2 g kecil sekali. Ini menunjukkan bahwa desain kolom terlalu kuat.
Selain itu, probabilitas kerusakan complete damage pada arah y dengan nilai PGA
diatas 3,5 g tidak relevan dengan batas kerusakan yang dipakai karena terdapat
komponen struktur yang rusak terlebih dahulu yaitu LRB daripada komponen yang
ditinjau yaitu pier. Alasan ini juga yang menguatkan pernyataan bahwa adalah
kolom yang menjadi tinjauan terlalu kuat.
Kata Kunci: aleatory randomness, epistemic uncertainty, ground motion records,
incremental dynamic analysis, jembatan rangka baja, kurva
kerapuhan, kinerja seismik.