Abstrak


Kajian Fenomena Tarif Jasa Sewa Hotel Bintang Tiga dan Dampak Yang Melingkupinya (Studi Kasus Hotel Red Planet Surakarta


Oleh :
Nurani Dwi Zenita - F0112071 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Penelitian merupakan penelitian dengan jenis kualitatif dan menggunakan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk mengkaji rendahnya tarif jasa sewa Red Planet Solo Hotel di Surakarta dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumtif remaja Surakarta. Hasil penelitian ini berupa deskripsi fenomenologi tentang bagaimana hotel tersebut mempertahankan eksistensinya dengan tarif jasa sewa hotel yang relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif hotel di kota lainnya dan bagaimana dampaknya terhadap perilaku konsumtif remaja Surakarta yang diperoleh melalui wawancara dengan informan penelitian. Selain melakukan wawancara eksklusif peneliti juga mengumpulkan data melalui observasi partisipasi pasif dan aktif.
Temuan penelitian dalam penelitian ini antara lain: 1) Hotel berusaha meningkatkan konsumsi masyarakat dan wisatawan terhadap jasa perhotelan dengan cara menurunkan harga sewa, 2) Hotel mempertahankan eksistensinya dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas untuk menunjang kepuasan konsumen, 3) Hotel membutuhkan peranan remaja dalam mempertahankan eksistensinya dalam bentuk publikasi melalui sosial media, 4) Pemanfaatan rate hotel rendah sebagai gaya hidup konsumerisme remaja, 5) Tarif jasa sewa hotel dapat di jangkau dengan uang saku kalangan remaja tertentu.
Di bagian akhir, tulisan ini sampai pada kesimpulan bahwa penurunan rate hotel serendah-rendahnya di Kota Surakarta adalah untuk menarik konsumen dalam mengkonsumsi sewa hotel. Rate harga yang ditawarkan di Surakarta cenderung lebih murah 20 – 50% jika di bandingkan dengan kota lainnya, meskipun hotel tersebut memiliki brand yang sama. Dengan tarif jasa sewa yang murah tersebut ternyata dimanfaatkan untuk memenuhi gaya hidup konsumtif menyimpang remaja masa kini. Remaja memanfaatkan jasa sewa hotel dengan cara check-in berdua dengan teman dekatnya. Tidak adanya larangan status “belum kawin” di kartu identitas dan tidak adanya larangan dari pihak hotel tentang siapa yang menginap membuat remaja semakin leluasa menginap di hotel yang harganya terjangkau dengan uang saku mereka. Akan tetapi pihak manajemen hotel tetap mengedepankan citra hotel untuk membersihkan nama baik hotel di mata publik.
Kata kunci: Rate hotel, mekanisme penentuan tarif hotel, perilaku konsumtif remaja, gaya hidup konsumtif remaja