Abstrak


Istilah-istilah sesaji dalam upacara sadranan di Dukuh Klinggen Desa Guwokajen Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali (suatu kajian etnolinguistik)


Oleh :
Eflin Desy Pratiwi - C0112014 - Fak. Ilmu Budaya

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1)
bagaimanakah bentuk istilah-istilah sesaji dalam upacara Sadranan? 

(2)
apa sajakah makna istilah-istilah sesaji dalam upacara Sadranan? (3)
bagaimanakah perkembangan istilah-istilah sesaji dalam upacara
Sadranan?
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk 

istilahistilah
sesaji dalam upacara Sadranan (2) mendeskripsikan makna 

istilahistilah
sesaji dalam upacara Sadranan (3) mendeskripsikan perkembangan
istilah-istilah sesaji dalam upacara Sadranan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif,
yaitu penggambaran secara alamiah yang tidak menggunakan data 

statistik
atau angka, karena data yang dikumpulkan berupa fakta kebahasaan.
Lokasi penelitian di Dukuh Klinggen Desa Guwokajen Kecamatan Sawit
Kabupaten Boyolali. Data utama penelitian ini berupa data lisan. 

Sumber
data lisan berasal dari informan yang mengetahui upacara Sadranan.
Metode pengumpulan data meliputi teknik simak libat cakap, teknik
pustaka, dan teknik catat. Metode analisis yang digunakan adalah 

metode
distribusional yang digunakan untuk menganalisis bentuk istilah-

istilah
sesaji dalam upacara Sadranan dengan teknik Bagi Unsur Langsung
(BUL), dan metode padan yang digunakan untuk menganalisis makna
istilah-istilah sesaji dalam upacara Sadranan. Metode penyajian 

hasil
analisis data menggunakan metode deskriptif, formal, dan informal.
Berdasarkan hasil analisis data Istilah-istilah Sesaji dalam Upacara
Sadranan di Dukuh Klinggen Desa Guwokajen Kecamatan Sawit
Kabupaten Boyolali ditemukan bentuk istilah berupa monomorfemis,
polimorfemis, dan frasa. Analisis makna Istilah-istilah Sesaji dalam
Upacara Sadranan di Dukuh Klinggen Desa Guwokajen Kecamatan Sawit
Kabupaten Boyolali menghasilkan makna leksikal dan makna kultural.
Makna leksikal mengacu kepada wujud konkret istilah-istilah sesaji 

dalam
upacara Sadranan dan makna berdasar kamus, sedangkan makna kultural
mengacu pada pengertian yang dimiliki masyarakat dukuh Klinggen, 

yang
juga merupakan kearifan lokal budaya setempat.
Kata kunci: Istilah-istilah sesaji, upacara sadranan, 

etnolinguistik.