Abstrak


Pemberontakan RAM dan Dampaknya terhadap Pemerintahan Cory Aquino di Filipina


Oleh :
Yeni Purwanti - K4402051 - Fak. KIP

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apa yang melatar belakangi munculnya RAM di Filipina ; (2) Bagaimana proses pemberontakan RAM; (3) Bagaimana dampak pemberontakan RAM terhadap pemerintahan Cory Aquino. Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi empat tahap kegiatan, yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data tertulis primer dan sekunder berupa buku-buku, majalah dan koran yang relevan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan analisis historis, yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dan kepekaan dalam menginterpretasikan data sejarah menjadi fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Latar belakang lahirnya pemberontakan RAM, sekelompok militer yang berusaha memberontak kepada pemerintahan Cory Aquino, diawali pada saat Marcos berkuasa, Presiden Ferdinand E Marcos yang memerintah Filipina dengan diktatorismenya, pada masa pemerintahan Marcos inilah, terjadi ketidakadilan dalam tubuh militer, hingga akhirnya sekelompok perwira yang tergabung dalam RAM, memberontak dalam peristiwa yang dikenal dengan Revolusi Februari, Marcos berhasil ditumbangkan, setelah Marcos tumbang ia digantikan oleh Cory Aquino, namun setelah Cory Aquino berhasil menjadi Presiden, jasa perwira RAM tidak pernah dianggap. RAM yang semula mendukung Cory akhirnya berbalik memberontak. RAM sebenarnya adalah kelompok yang dibentuk oleh Juan Ponce Enrile, yang pada saat Marcos berkuasa menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Enrile adalah orang yang sangat berambisi untuk menjadi Presiden. (2) Proses pemberontakan ini dilakukan dengan melancarkan aksi kudeta dengan jalan menyerang istana Malacanang dan kediaman Presiden Cory, puncak dari pemberontakan yang dilakukan RAM tersebut pada tanggal 28 Agustus 1987, akhir dari pemberontakan ini adalah tertangkapnya sang pimpinan yakni Gregorio Honasan pada tanggal 9 Desember 1987, lima hari menjelang pelaksanaan KTT ASEAN ke-3 di negara tersebut, Honasan ditangkap tanpa perlawanan untuk selanjutnya Honasan ditahan di sebuah kapal perang di Teluk Manila, pemberontakan RAM tidak berhasil diatasi secara tuntas oleh Presiden Cory Aquino, meskipun Gregorio Honasan pernah tertangkap dan ditahan tetapi berhasil meloloskan diri, sampai akhir pemerintahan Cory yakni di tahun 1992, diadakan pemilu di Filipina dan terpilih presiden baru Fidel Ramos, sang pimpinan RAM, Gregorio Honasan tidak berhasil ditangkap kembali. (3) Dampak pemberontakan RAM di bidang politik, yakni terganggunya stabilitas politik di Filipina, ditandai dengan adanya pengunduran diri secara massal para anggota kabinet karena salah satu tuntutan RAM adalah anggota kabinet yang cara kerjanya tidak benar agar diganti. Selain itu situasi politik di Filipina yang tidak kondusif menyebabkan negara-negara ASEAN menjadi was-was, karena KTT ASEAN yang ke-3 akan dilangsungkan di negara tersebut. Di bidang ekonomi, pemberontakan RAM menyebabkan Filipina mengalami lonjakan tingkat inflasi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal itu karena banyak kalangan bisnis terutama para investor asing tidak mau menanamkan modalnya di Filipina, Selain itu rasa tidak suka RAM akan sikap ketergantungan pemerintah Filipina kepada Amerika Serikat menyebabkan keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat yang berada di Clark dan Teluk Subic menjadi perdebatan di kalangan anggota dewan, padahal jika pangkalan militer tersebut benar-benar ditiadakan maka Filipina akan mengalami kerugian yang sangat besar karena pangkalan tersebut mampu menyerap tenaga kerja dan memberikan pemasukan kepada negara Filipina sebesar 2 trilyun per tahun. Dampak di bidang sosial, adanya tuntutan dari para pemberontak RAM menginginkan agar kesejahteraan anggota militer lebih diperhatikan membuat Presiden Cory menaikkan gaji para bintara sampai 60%, Presiden juga memberikan beasiswa bagi anak tentara yang gugur dalam tugas selain juga meningkatkan fasilitas demi kesejahteraan anggota militer dengan menyediakan perumahan dan meremajakan bangunan-bangunan militer. Dari kesimpulan di atas maka muncul implikasi, yaitu: (1) Apabila pemerintahan dijalan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dan hanya bertujuan untuk memperkaya diri sendiri maka yang terjadi adalah konflik yang akan menghancurkan pemerintahan itu sendiri. (2) Dalam bidang pendidikan, penelitian ini dapat memberikan palajaran bahwa jika suatu negara menginginkan dukungan dari rakyatnya maka, kepentingan rakyat harus diperhatikan dan pemerintah harus bisa mengatasi korupsi, kolusi dan nepotisme.