Abstrak


Analisis perubahan struktur ekonomi dan identifikasi sektor unggulan di Jawa Barat (perbandingan Kabupaten dan Kota)


Oleh :
Sriwarni Siska Rini - F1104214 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: kondisi pergeseran struktur ekonomi, kondisi basis ekonomi, dan kondisi kegiatan ekonomi yang potensial beberapa kabupaten dan kota terpilih di Jawa Barat, baik pada era sebelum maupun selama pelaksanaan otonomi daerah.

Data yang digunakan adalah data PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 tahun 1998-2004. Di mana tahun 1998-2000 dikategorikan sebagai era sebelum otonomi daerah dan tahun 2001-2004 dikategorikan sebagai era selama pelaksanaan otonomi daerah. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Shift-Share, analisis Location Quotient, dan analisis Overlay.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan di antara masing-masing Kabupaten dan Kota terpilih di Jawa Barat, di mana hampir setiap Kota memiliki sektor unggulan yang lebih banyak dibandingkan Kabupatennya. Di era selama otonomi, Kabupaten Bandung unggul pada 3 (tiga) sektor sedangkan Kota Bandung unggul di 7 (tujuh) sektor ekonomi. Baik di era sebelum maupun selama otonomi, Kabupaten Bekasi hanya unggul di sektor industri pengolahan; Kota Bekasi di era sebelum otonomi unggul pada 4 (empat) sektor dan 6 (enam) sektor di era selama otonomi daerah. Kabupaten Bogor, memiliki 3 (tiga) sektor unggulan di era sebelum dan selama otonomi daerah; Kota Bogor pada era selama otonomi daerah unggul di 6 (enam) sektor. Berbeda dengan yang lain, Kabupaten Cirebon memiliki sektor unggulan yang lebih banyak dibandingkan kotanya, di mana di era sebelum otonomi memiliki 7 (tujuh) sektor unggulan dan 6 (enam) sektor di era selama otonomi daerah; sedangkan Kota Cirebon unggul hanya di 3 (tiga) sektor ekonomi pada era sebelum otonomi dan 5 (lima) sektor di era pelaksanaan otonomi daerah. Baik pada era sebelum maupun selama otonomi daerah, Kabupaten Sukabumi unggul di 4 (empat) sektor; sedangkan Kota Sukabumi memiliki 5 (lima sektor unggulan baik di era sebelum maupun selama pelaksanaan otonomi daerah. Di era sebelum otonomi hanya sektor pertanian yang unggul di Kabupaten Tasikmalaya, namun pada era selama otonomi daerah terdapat 5 (lima) sektor unggulan. Di Kota Tasikmalaya era selama otonomi daerah 5 (lima) sektor menjadi unggulan.

Berdasarkan hasil analisis penelitian tersebut, dapat disarankan kepada pemerintah daerah untuk (1) memanfaatkan secara optimal potensi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah masing-masing (pengaruh propinsi, pengaruh bauran industri, dan pengaruh keunggulan kompetitif) serta meningkatkan faktor pembentuk pertumbuhan yang masih memiliki pengaruh negatif; (2) mempertahankan dan meningkatkan peran sektor sektor basis sehingga dapat merangsang sektor ekonomi non basis untuk berkembang menjadi sektor ekonomi basis; dan (3) dapat melakukan perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kondisi dan potensi daerah masing-masing dan selanjutnya diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah.