;

Abstrak


Rekayasa Filler Rod pada Pengelasan Bahan Paduan Super dengan Metode Tungsten Inert Gas (TIG)


Oleh :
Apink Nur Wakhid - K2512017 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui cara rekayasa filler rod agar homogeny dengan logam induk yang digunakan saat pengelasan sudu turbin pesawat, (2) mengetahui komposisi kimia dan karakteritik super alloy berbasis Nikel (Ni) yang digunakan dalam bahan sudu turbin pesawat sebelum dan sesudah dilakukan pengelasan, (3) mengetahui pengaruh kuat arus terhadap tingkat kekerasan super alloy berbasis Ni yang sudah dilakukan pengelasan dengan filler rod yang direkayasa pada metode Tungsten Inert Gas (TIG), (4) mengetahui struktur mikro pada hasil pengelasan super alloy berbasis Nikel (Ni) dengan metode tungsten inert gas (TIG) setelah rekayasa filler rod.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah bahan paduan super berbasis Nikel (Ni). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Area Sampling dan sampel yang digunakan adalah hasil pengelasan bahan paduan super berbasis. Analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif dari hasil kekerasan dan struktur mikro serta dari observasi yang diperoleh dari uij komposisi kimia, uji struktur mikro, dan uji kekerasan bahan hasil pengelasan TIG pada bahan paduan super berbasis (Ni).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Mekanisme rekayasa filler rod dilakukan dengan menggunakan potongan logam induk yang dibentuk menyerupai filler rod buatan pabrik. (2) Sudu turbin bahan paduan super yang digunakan dalam penelitian ini memiliki komposisi utama dengan unsur Ni 63,72%, Cr 12,49% dan Co 9%, dapat disimpulkan bahwa sudu turbin pesawat tersebut terbuat dari bahan. (3) Dari pengamatan struktur mikro hasil pengelasan sudu turbin dengan rekayasa filler rod perbedaan struktur mikro pada daerah las, HAZ dan logam induk ini terjadi karena pengaruh panas yang dihasilkan dari kuat arus yang digunakan dan proses pendinginan setelah dilakukan pengelasan. Peristiwa tersebut mengakibatkan perubahan bintik ? dan ?’ dari bintik kecil menjadi gumpalan-gumpalan besar, kehalusan butiran yang terlihat pada permukaan setiap daerah, terlihatnya kandungan karbida pada setiap daerah pada material hasil lasan, (4) Terdapat perbedaan nilai kekerasan, dimana pada daerah las memiliki nilai kekerasan yang tinggi dari pada daerah HAZ dan logam induk karena pada daerah las memiliki bitik-bintik ? dan ?’ yang lebih besar dan rapat, serta pada daerah las terdapat karbida yang mengendap di batas-batas butir dalam paduan yang kaya Cr sebagai partikel yang tidak teratur dan terputus-putus.
Kata Kunci: Rekayasa Filler Rod, TIG, Super Alloy, Area HAZ