Dengan peningkatan kepemilikan kendaraan sebesar 7,5% di Surakarta setiap tahunnya tanpa dibarengi dengan pertumbuhan jalan, tingkat penggunaan kendaraan pribadi yang dipengaruhi oleh kepemilikan kendaraan yang tinggi bisa menyebabkan masalah perkotaan berupa kepadatan lalu lintas dikarenakan tingginya pembebanan penggunaan jalan. Penggunaan angkutan umum dapat memangkas penggunaan kendaraan pribadi dikarenakan untuk mengangkut penumpang yang lebih banyak, angkutan massal mempunyai pengunaan jalan yang cenderung lebih hemat. Di Surakarta angkutan umum massal ini bisa berupa BST yang beroperasi di 3 koridor dan AKDP yang melayani pergerakan antar wilayah tetapi juga melayani pergerakan dalam kota. Permasalahan yang terjadi dalam angkutan umum massal ini adalah kurang penggunaan angkutan umum yang mungkin disebabkan oleh kurangnya kualitas pelayanan angkutan umum massal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang kondisi pola pergerakan penduduk di perkotaan Surakarta dan keterkaitannya dengan pelayanan angkutan massal yang tersedia yaitu BST di 3 koridor dan AKDP. Pola pergerakan perkotaan ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar potensi penggunaan kendaraan umum, sedangkan kinerja ini untuk mengetahui seberapa besar tingkat kualitas pelayanan angkutan umum massal
Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa kinerja moda angkutan umum massal yang berada di Surakarta mempunyai kualitas yang sedang dengan tingkat potensi penggunaan yang sedang pula dari pola pergerakan non spasial-nya. Dari perbandingannya menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) menghasilkan kebutuhan akan peningkatan kualitas modanya. Sedangkan untuk kinerja rutenya mempunyai kualitas rendah dengan tingkat potensi penggunaan berdasarkan pola pergerakan spasial mempunyai potensi penggunaan yang sedang dengan perbandingan menggunakan IPA menghasilkan prioritas yang rendah.
Kata Kunci: transportasi umum massal, pola pergerakan, transportasi perkotaan
