Abstrak


Hardiness Pada Atlet Difabel di National Paralympic Committee Indonesia


Oleh :
Titis Sekti Wijayanti - G0110062 - Fak. Kedokteran

Kegiatan olahraga memiliki peranan, tujuan, dan manfaat besar bagi para penyandang difabilitas. Di Indonesia terdapat organisasi yang mewadahi pembinaan dan pengembangan olahraga bagi para penyandang difabilitas yaitu National Paralympic Committee of Indonesia (NPC). Tahun 2015, para atlet difabel Indonesia menjalani masa pembinaan mulai bulan Februari hingga November untuk kompetisi Asean Paralympic Games di Singapura. Akibat masa pembinaan yang cukup panjang, kondisi para atlet yang jauh dari keluarga serta harus menjalani latihan fisik secara rutin dan disiplin menyebabkan rasa jenuh pada diri atlet. Kondisi tersebut membutuhkan hardiness yang baik untuk menghadapi berbagai hal yang terjadi selama masa pembinaan berlangsung. Hardiness dideskripsikan sebagai salah satu kepribadian yang mempengaruhi keadaan psikologis dan cara seorang atlet dalam menghadapi situasi yang sulit selama proses latihan ataupun kompetisi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan hardiness pada atlet difabel akibat kecelakaan di National Paralympic Committe. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah atlet difabel berjumlah 3 orang, dengan kriteria: 1) atlet yang mengalami difabilitas karena kecelakaan, 2) berusia 25 – 50 tahun, 3) pernah mendapatkan medali (emas, perak, atau perunggu) dalam kejuaraan tingkat nasional maupun internasional, dan 4) atlet difabel cabang olahraga atletik. Penelitian ini menggunakan metode purpossive sampling dan snowball sampling dalam melakukan pengambilan sampel. Metode pengumpul data yang digunakan adalah riwayat hidup, wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki ciri-ciri sebagai individu yang memiliki hardiness diantaranya, subjek memiliki keyakinan pada Tuhan (subjek meyakini bahwa setiap usaha yang dilakukannya dan hasil yang diperoleh tidak terlepas dari andil Tuhan pada kehidupan mereka), memiliki sikap kepemimpinan, pribadi yang dermawan, bersyukur, tidak mudah menyerah terhadap kegagalan yang dialami, fleksibel, pembelajar (terbuka dengan ide-ide baru), dan memiliki pandangan hidup yang luas ketika melihat suatu hal tidak hanya berdasarkan pemikiran sendiri. Rasa percaya diri dan citra diri positif, kemampuan untuk membuat rencana yang realistis, menjadi faktor yang mempengaruhi gambaran hardiness pada diri subjek. Selain itu, keluarga terutama orang tua atau istri dan anak serta faktor penguasaan pengalaman, atau kemampuan mengambil makna kehidupan juga memiliki peran bagi hardiness pada diri individu.
Kata Kunci : Atlet Difabel, Hardiness, National Paralympic Committee