Abstrak


Analisis pengendalian kualitas produk akhir dengan metode statistical process control (SPC) pada perusahaan pemintalan (studi kasus di pt industri sandang nusantara unit patal secang)


Oleh :
Tatag Imam Santoso - F0201107 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Abstrak Dalam era global competition sekarang ini telah terjadi kecenderungan proses pengembangan produk-produk yang lebih berkualitas dengan harga yang relatif lebih murah sebagai akibat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi dan informasi. Sistem operasi perusahaan sangat dituntut untuk menjadi unggul dalam daya saing maupun dalam kualitas produk. Untuk itu, perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas bahan baku, proses produksi, maupun produk akhirnya. Dengan diterapkannya pengendalian kualitas diharapkan akan diperoleh output yang berkualitas tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pengendalian kualitas produk yang dilakukan oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang sudah berjalan dengan baik, jenis-jenis kerusakan produk apa yang sering terjadi, dan faktor-faktor apa yang menyebabkan kerusakan produk tersebut. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, diduga pengendalian kualitas yang dijalankan PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang belum baik, diduga pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang terdapat beberapa jenis kerusakan produk yang terjadi akibat faktor mesin yang buruk. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan populasi penelitian adalah produk benang On Cone Rayon 30/1 selama periode Januari 2006 sampai dengan April 2006 di PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Pengambilan sampel dengan Quota Sampling, sampel yang diambil sebesar 1000 cone benang tiap minggu. Dalam penelitian ini alat analisis yang dipakai adalah P-Chart, Diagram Pareto, dan Diagram Sebab Akibat. Dari analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa pengendalian kualitas pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang belum baik. Jenis-jenis produk ditolak yang terjadi adalah karena Crossing 50 %, Ring 20 %, Gembos 15 %, Kotor 5 %, Rebond 5 %, Overslah 5 %, dimana faktor dominan penyebab produk ditolak adalah karena mesin. Umur mesin yang sudah tua beroperasi dengan intensitas yang sangat tinggi menyebabkan banyak komponen yang aus ataupun rusak sehingga tidak beroperasi dengan baik. Pada akhir penulisan ini, penulis ingin memberikan masukan kepada pihak PT Industri Sandang Nusantara Secang untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan secara berkala terhadap mesin-mesin produksi, segera mengganti komponen mesin yang aus ataupun rusak, menambah jam istirahat karyawan untuk mengurangi tingkat kelelahan dan konsentrasi yang menurun, memberi insentif kepada karyawan yang kinerjanya bagus untuk meningkatkan semangat dan disiplin kerja, dan melakukan inspeksi terhadap benang dari bagian RSF yang akan digulung di bagian Winding agar tidak memproses benang yang sudah gembos.